Senin, 25 Juli 2016
Rabu, 13 Juli 2016
Kumpulan cerita mimpi 2016
Katakanlah Mimpimu
Elfira
Agustin
Lelah
menjalani hari yang sama, hari hari yang terulang. Orang orang dewasa dan orang
tuaku terus menanamkan mimpi yang terbatas untukku. Karier nomor satu di masa
depan adalah bekerja di pemerintah? Ini bukan pemaksaan untuk mimpi. Melempar
bola dengan cepat kearah pembuangan waktu yang di gunakan untuk sesi belajar
malam. Memberontak terhadap masyarakat neraka, mimpi adalah pengampunan khusus.
Tanyakan kepada dirimu sendiri tentang impianmu. Menjadi subjek utama dalam hidupmu
yang selalu di tekan. Bagaimana dirimu yang kau impikan? Siapa yang kau lihat
di cermin? Aku harus mengatakan. Pergilah melalui jalanmu, bahkan jika kau
hanya hidup untuk satu hari. Lakukan sesuatu, buang semua kelemahanmu.
Tiga belas tahun yang
lalu. Firdaus terlahir dari dalam Rahim ibunya. Ini sangat memprihatinkan.
Ketika dia terlahir di dunia, tak dapat berkata. Dia terlahir dengan keadaan
cacat dan kekurangannya.
Satu tahun yang lalu.
Firdaus akan memasuki sekolah menengah pertama. Ibunya yang menyayanginya,
sangat membanggakannya. Namun, sang ayah berbeda dengan ibu. Ayah selalu
menyukai dan menyayangi anak dari saudaranya. Firdaus yang dibanggakan kini tak
seperti dugaan ibu dan apalagi sang ayah. Firdaus tidak bisa memasuki sekolah
negeri karena nilainya yang minim. Sedangkan anak kebanggaan ayah dapat masuk
ke sekolah negeri kawasan sekolah menengah pertama negeri tiga. Ayah tidak mau
menyekolahkanku, jika aku tidak bisa masuk negeri. Aku sempat menangis. Tetapi
ibu yang tak mau anaknya berhenti untuk bermimpi. Maka, ibu berkerja keras
untuk membiayai sekolahku. Hal ini membuat ayah membencinya. Bukan benci tetapi
ayah tidak pernah peduli denganku. Ayah lebih mementingkan anak orang lain dari
pada anaknya. Memang aku mempunyai kelemahan. Aku tidak sama seperti anak-anak
yang lain. Ini adalah kekuranganku yang membuatku semakin lemah.
Hari kebanggaan untuk
Firdaus! Nilai ulangannya kali ini paling terbaik di kelasnya. Firdaus segera
pulang ke rumah dan menunjukan kepada ayah dan ibunya. Ibunya sangat bangga
sekali dengannya. Namun, sang ayah selalu membuatnya kecewa. Ayah berkata
kepadaku saat aku menunjukannya kepadanya tentang nilaiku.
“Kamu kan sekolah
swasta, pantas saja jika nilaimu bagus. Karena anak swasta itu berbeda dengan
anak negeri,” ucap ayahnya.
Kenapa semua orang
selalu berpikir, jika sekolah swasta itu selalu di pandang buruk olehnya.
Karena sekolah swasta lebih banyak anak nakalnya. Tetapi menurut penglihatanku
sekolah swasta dan negeri itu juga sama. Semua sekolah ada anak nakalnya dan
itu tergantung pada kitanya saja terpengaruh atau tidaknya. Sekolah swasta
bayar dan sekolah negri pasti tidak semuanya gratis. Mungkin hanya fasilitaslah
yang membedakannya. Dan untuk sukses tidaknya seorang anak itu tergantung kita
bisa menerima ilmu yang di sampaikan guru kepada kita tidak?
Dikediamannya di dalam
kamar sederhananya dia menangis walau tak terdengar. Dia sedih tak mempunyai
kasih sayang kedua orang tuanya dengan lengkap. Dia ingin sekali berkata
walaupun dia tak dapat berkata kepadanya.
“Aku anak siapa? Kenapa
orang orang di sekitarku mereka terlihat tidak suka denganku? Apa aku bukan
anak mereka? Kenapa ayah lebih sayang anak orang lain dari pada aku? Apa benar
ayah bukan ayah kandungku? Lalu siapa ayah kandungku?” pertanyaan ini selalu
menghantuiku dalam pikirku.
“Nak, kamu kenapa kok
sedih gitu? Apa kamu memikirkan ayah?” tanya ibu yang menghampiriku.
Firdaus segera
mengambil sebuah buku dan pensil.
“Ibu, sebenarnya ayah
Firdaus siapa? Kenapa ayah tidak menyukai Firdaus? Kenapa ayah selalu memuji
dia yang bukan anaknya? Kenapa bu?” tanya Firdaus yang di tulisnya di buku.
“Nak, ayah adalah ayah
kandung kamu. Jadi, kamu jangan pernah berpikiran ayah itu bukan ayah kandung
kamu ya. Mungkin ayah tidak mau memanjakan anaknya. Ayah ingin kamu bisa sukses
melawan semua kelemahanmu. Ingan dulu ibu mengandungmu 9 bulan dan ketika kamu
di lahirkan kamu tidak menangis. Ayah sempat khawatir jika kamu tidak selamat.
Karena kamu terdiam dan tertidur pulas. Tetapi dokter berkata jika kamu
terlahir dengan kekurangan. Ayah sedih dan menangis saat itu. Dia yang memberi
namamu Firdaus. Agar kelak kamu menjadi anak sukses dimasa depan itu harapan
ayah,” jelas ibu.
Firdaus dapat
memahaminya dan dia menunjukan sesuatu pada buku gambarnya. Seorang anak, ibu dan
ayah yang hidup bahagia dan saling menyayangi. Itulah keinginan Firdaus dia
ingin mempunyai keluarga seperti teman-temannya yang selalu di perhatikan.
Saat, ini di dalam masa hidupnya tidak ada percakapan antara Firdaus dan
ayahnya. Mereka seperti orang lain yang tak saling mengenal. Seperti batasan
jarak dan waktu. Entah sampai kapan akan berdiam diri seperti ini? Semua anak
pasti menginginkan kasih sayang dan dukungan dari kedua orang tuanya. Namun,
tidak dengannya dia masih bersyukur dapat melihat kedua orang tuanya bernafas.
Dia berharap agar kelak dia akan memahami ayahnya.
Kini Firdaus telah
beranjak besar. Tiada kata dan perbincangan diantara anak dan ayah. Dia
memutuskan untuk berpamitan dan meminta ijin kepada kedua orang tuanya. Firdaus
ingin pergi merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus
ingin berkerja keras, mencari ilmu, mengejar mimpinya untuk menjadi seorang
lelaki yang tangguh dan kuliah di Jakarta. Dia ingin mandiri dan membiayai
hidupnya sendiri tanpa merepotkan orang tuanya. Pada suatu malam, Firdaus pergi
meninggalkan rumah dengan meninggalkan sepucuk surat.
Dear, Ibu Ayah
Maafkan Firdaus yang
telah menyusahkan kalian sejak lahir. Firdaus hanya menginginkan kasih sayang
kalian dan tidak lebih. Firdaus hanya ingin kelengkapan keluarga kita. Arti
keluarga sesungguhnya. Firdaus ingin doa restu kalian, yah bu. Firdaus akan
merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin
mengenal dunia luar. Firdaus tidak ingin menjadi anak manja yang selalu
merepotkan kalian. Ayah, jaga ibu baik-baik. Firdaus janji, Jika Firdaus
menjadi orang sukses, Firdaus akan kembali kerumah untuk Ayah dan Ibu. Maafkan
Firdaus yah, bu.
Firdaus
Sampai pada Jakarta,
dia segera mencari sebuah penginapan untuk tempat istirahatnya sejenak.
Perjuangannya telah dimulai dengan niat dan tekadnya adalah awal dari
kesuksesannya. Anak indigo yang mempunyai imajinasi yang luas. Firdaus berkerja
di sebuah kesenian lukis di Jakarta. Sejak kecil, dia suka sekali melukis.
Lukisannya berhasil di pamerkan dan terjual dengan harga yang sangat mahal. Dan
ini dapat membiayai kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta. Dia mengambil
bidang seni lukis. Kemahirannya dalam melukis adalah masa depannya. Hingga
suatu hari dia bisa membangun rumah di Jakarta dan memiliki satu mobil. Semua
ini dilakukannya untuk ayah dan ibunya.
Tidak terasa sudah tiga
Tahun dia meninggalkan ayah dan ibunya tanpa kabar. Rasa kangen itu ada, hingga
dia menangis di suatu malam. Kapan aku dapat bertemu mereka? Dalan perjuangannya
tiga tahun tidak sia-sia membuahkan hasil terindah. Ya, ini adalah hal yang
tepat. Firdaus ingin menjemput ayah dan ibunya untuk tinggal bersamanya di
Jakarta. Dia segera menjemputnya di desa.
“Tok.. Tok.. Tok..,
Tok.. Tok.. Tok..,” satu dua tiga kali dia mengetuk pintu rumahnya namun tak
ada yang membukanya. Kemana ibu dan ayah? Firdaus membuka pintu rumahnya yang
tak terkunci. Seisi rumah kosong!
“Ayah, ibu kalian
dimana?” teriaknya taka da seorang pun yang mendengar.
“Firdaus, kamu sudah
besar nak, kamu pasti mencari ayah dan ibumu ya? Mereka sudah tidak tinggal di
sini. Katanya sih, ibu kamu sakit. Dia mencarimu, hingga dia menjadi stress dan
gila. Lalu dia pergi bersama ayahmu, karena rumah ini telah di kosongkan oleh
juragan ikan atas utang ibumu yang di buat untuk biaya sekolahmu dulu,” jelas
seorang ibu di desa itu dia adalah bibi inem.
“Ibu, ayah,” lirihnya
dalam batinnya.
Tetesan air mata pun
mengalir membasahi wajahnya. Dia tidak tau lagi apa yang harus di lakukanya.
Firdaus akan segera pergi dan berlari mencarinya. Hingga ke ujung pulau
semerang pun dia akan mencarinya.
“Aku harus mencari ibu
dan ayah. Kemana kalian berada? Firdaus kangen yah, bu. Jangan tinggalkan
Firdaus,” batinnya. Dia mencari di sekeliling desa hingga ke kota-kota terdekat.
“Teddddd...,”
“Asstagfirullah,”
batinnya segeralah turun dari mobil dan melihat siapa yang telah hamper di
tabraknya.
“Ibu, Ayah,” Teriaknya
dalam hatinya. Sangat senang sekali akhirnya dia dapat menemukan ibu dan
ayahnya. Dia sedih melihat kondisi ibu.
“Anakku, anakku kau
kembali, yeee,” sorak ibu yang bertingkah laku aneh.
Ayah pun shock
melihatku dengan mobilku. Firdaus pun mengajak ayah dan ibu untuk masuk kedalam
mobil dan membawanya di rumahnya. Segeralah dia menjelaskan kepada ayahnya. Dia
mengambil sebuah kertas dan bulpoin.
“Yah ada apa yang
sebenarnya terjadi dengan ibu dan ayah. Maafkan Firdaus yah yang telah pergi
tanpa kabar. Firdaus hanya ingin membuktikannya kepada ayah. Sekarang Firdaus
sudah menjadi seperti yang ayah inginkan. Maukah ayah tinggal bersama Firdaus
di Jakarta di tempat baru kita yah, Firdaus janji akan mengobati ibu hingga
sembuh, Firdaus rindu kalian,” Tulisnya dan di kasihnya kepada sang Ayah.
Ayah pun membaca
tulisannya. Dia sangat senang melihatnya. Akhirnya dia tau arti dari semua ini.
“Nak, maafkan ayah.
Jika dulu ayah bersikap itu kepadamu. Karena ayah ingin kamu menjadi orang yang
ayah lihat ini. Ayah bangga kepada kamu. Ibu sakit dan mengalami gangguan
strees tapi dia masih bisa di sembuhkan jika bertemu dengan kamu. Ayah ingin
kamu bisa menyembuhkan ibumu. Ayah tidak menginginkan banyak darimu. Ayah hanya
menginginkan kamu sukses nak seperti sekarang,” jelas ayah kepadaku.
Aku senang ayah
akhirnya berbicara kepadaku. Ayah mengatakannya setelah bertahun tahun aku menunggunya
dan sangat menginginkan suasana keluarga yang sesungguhnya. Inilah mimpiku
bahagia hidup dengannya. Dari segala pelajaran yang aku petik menempuh
perjalanan hidupku adalah sebuah kesabaran dan usaha. Aku bersabar menunggu
hingga waktunya ayah akan berbicara kepadaku. Aku akan terus berusaha untuk
menjadi yang terbaik seperti yang ayah inginkan.
Hidup
itu perlu di pahami dan di maknai artinya. Jika kita tidak mempunyai tujuan
dari hidup. Maka, masa depan pun akan suram. Mimpi adalah sebuah harapan menuju
masa depan. Katakanlah kepada dunia tentang mimpi mimpimu. Lihat lah dari balik
cermin di sana mimpimu akan tergambar. Jangan pernah merasa takut. Mungkin
kekurangan yang membuat kita lemah. Mungkin kau lelah. Lawanlah dengan semua
keberanianmu dan kelebihan yang kau punya itu akan menyempurnakanmu walau kau
bukanlah yang sempurna dari segalanya. Hanya ada satu pilihan dalam hidup maju
atau mundur. Dan kau akan menemukan arti mimpi dan hidup sesungguhnya yang kau
cari. Katakanlah kepadanya “Sang Mimpi”.
Follow ig : elfiragustin21, elfiragustin_
Twitter : @elfiragustin21
Happy reading dan ikuti terus ya cerita-cerita aku ^_^
Kumpulan cerita mimpi 2016
Katakanlah Mimpimu
Elfira
Agustin
Lelah menjalani hari yang sama, hari hari yang terulang. Orang orang dewasa dan orang tuaku terus menanamkan mimpi yang terbatas untukku. Karier nomor satu di masa depan adalah bekerja di pemerintah? Ini bukan pemaksaan untuk mimpi. Melempar bola dengan cepat kearah pembuangan waktu yang di gunakan untuk sesi belajar malam. Memberontak terhadap masyarakat neraka, mimpi adalah pengampunan khusus. Tanyakan kepada dirimu sendiri tentang impianmu. Menjadi subjek utama dalam hidupmu yang selalu di tekan. Bagaimana dirimu yang kau impikan? Siapa yang kau lihat di cermin? Aku harus mengatakan. Pergilah melalui jalanmu, bahkan jika kau hanya hidup untuk satu hari. Lakukan sesuatu, buang semua kelemahanmu.
Tiga belas tahun yang
lalu. Firdaus terlahir dari dalam Rahim ibunya. Ini sangat memprihatinkan.
Ketika dia terlahir di dunia, tak dapat berkata. Dia terlahir dengan keadaan
cacat dan kekurangannya.
Satu tahun yang lalu.
Firdaus akan memasuki sekolah menengah pertama. Ibunya yang menyayanginya,
sangat membanggakannya. Namun, sang ayah berbeda dengan ibu. Ayah selalu
menyukai dan menyayangi anak dari saudaranya. Firdaus yang dibanggakan kini tak
seperti dugaan ibu dan apalagi sang ayah. Firdaus tidak bisa memasuki sekolah
negeri karena nilainya yang minim. Sedangkan anak kebanggaan ayah dapat masuk
ke sekolah negeri kawasan sekolah menengah pertama negeri tiga. Ayah tidak mau
menyekolahkanku, jika aku tidak bisa masuk negeri. Aku sempat menangis. Tetapi
ibu yang tak mau anaknya berhenti untuk bermimpi. Maka, ibu berkerja keras
untuk membiayai sekolahku. Hal ini membuat ayah membencinya. Bukan benci tetapi
ayah tidak pernah peduli denganku. Ayah lebih mementingkan anak orang lain dari
pada anaknya. Memang aku mempunyai kelemahan. Aku tidak sama seperti anak-anak
yang lain. Ini adalah kekuranganku yang membuatku semakin lemah.
Hari kebanggaan untuk
Firdaus! Nilai ulangannya kali ini paling terbaik di kelasnya. Firdaus segera
pulang ke rumah dan menunjukan kepada ayah dan ibunya. Ibunya sangat bangga
sekali dengannya. Namun, sang ayah selalu membuatnya kecewa. Ayah berkata
kepadaku saat aku menunjukannya kepadanya tentang nilaiku.
“Kamu kan sekolah
swasta, pantas saja jika nilaimu bagus. Karena anak swasta itu berbeda dengan
anak negeri,” ucap ayahnya.
Kenapa semua orang
selalu berpikir, jika sekolah swasta itu selalu di pandang buruk olehnya.
Karena sekolah swasta lebih banyak anak nakalnya. Tetapi menurut penglihatanku
sekolah swasta dan negeri itu juga sama. Semua sekolah ada anak nakalnya dan
itu tergantung pada kitanya saja terpengaruh atau tidaknya. Sekolah swasta
bayar dan sekolah negri pasti tidak semuanya gratis. Mungkin hanya fasilitaslah
yang membedakannya. Dan untuk sukses tidaknya seorang anak itu tergantung kita
bisa menerima ilmu yang di sampaikan guru kepada kita tidak?
Dikediamannya di dalam
kamar sederhananya dia menangis walau tak terdengar. Dia sedih tak mempunyai
kasih sayang kedua orang tuanya dengan lengkap. Dia ingin sekali berkata
walaupun dia tak dapat berkata kepadanya.
“Aku anak siapa? Kenapa
orang orang di sekitarku mereka terlihat tidak suka denganku? Apa aku bukan
anak mereka? Kenapa ayah lebih sayang anak orang lain dari pada aku? Apa benar
ayah bukan ayah kandungku? Lalu siapa ayah kandungku?” pertanyaan ini selalu
menghantuiku dalam pikirku.
“Nak, kamu kenapa kok
sedih gitu? Apa kamu memikirkan ayah?” tanya ibu yang menghampiriku.
Firdaus segera
mengambil sebuah buku dan pensil.
“Ibu, sebenarnya ayah
Firdaus siapa? Kenapa ayah tidak menyukai Firdaus? Kenapa ayah selalu memuji
dia yang bukan anaknya? Kenapa bu?” tanya Firdaus yang di tulisnya di buku.
“Nak, ayah adalah ayah
kandung kamu. Jadi, kamu jangan pernah berpikiran ayah itu bukan ayah kandung
kamu ya. Mungkin ayah tidak mau memanjakan anaknya. Ayah ingin kamu bisa sukses
melawan semua kelemahanmu. Ingan dulu ibu mengandungmu 9 bulan dan ketika kamu
di lahirkan kamu tidak menangis. Ayah sempat khawatir jika kamu tidak selamat.
Karena kamu terdiam dan tertidur pulas. Tetapi dokter berkata jika kamu
terlahir dengan kekurangan. Ayah sedih dan menangis saat itu. Dia yang memberi
namamu Firdaus. Agar kelak kamu menjadi anak sukses dimasa depan itu harapan
ayah,” jelas ibu.
Firdaus dapat
memahaminya dan dia menunjukan sesuatu pada buku gambarnya. Seorang anak, ibu dan
ayah yang hidup bahagia dan saling menyayangi. Itulah keinginan Firdaus dia
ingin mempunyai keluarga seperti teman-temannya yang selalu di perhatikan.
Saat, ini di dalam masa hidupnya tidak ada percakapan antara Firdaus dan
ayahnya. Mereka seperti orang lain yang tak saling mengenal. Seperti batasan
jarak dan waktu. Entah sampai kapan akan berdiam diri seperti ini? Semua anak
pasti menginginkan kasih sayang dan dukungan dari kedua orang tuanya. Namun,
tidak dengannya dia masih bersyukur dapat melihat kedua orang tuanya bernafas.
Dia berharap agar kelak dia akan memahami ayahnya.
Kini Firdaus telah
beranjak besar. Tiada kata dan perbincangan diantara anak dan ayah. Dia
memutuskan untuk berpamitan dan meminta ijin kepada kedua orang tuanya. Firdaus
ingin pergi merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus
ingin berkerja keras, mencari ilmu, mengejar mimpinya untuk menjadi seorang
lelaki yang tangguh dan kuliah di Jakarta. Dia ingin mandiri dan membiayai
hidupnya sendiri tanpa merepotkan orang tuanya. Pada suatu malam, Firdaus pergi
meninggalkan rumah dengan meninggalkan sepucuk surat.
Dear, Ibu Ayah
Maafkan Firdaus yang
telah menyusahkan kalian sejak lahir. Firdaus hanya menginginkan kasih sayang
kalian dan tidak lebih. Firdaus hanya ingin kelengkapan keluarga kita. Arti
keluarga sesungguhnya. Firdaus ingin doa restu kalian, yah bu. Firdaus akan
merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin
mengenal dunia luar. Firdaus tidak ingin menjadi anak manja yang selalu
merepotkan kalian. Ayah, jaga ibu baik-baik. Firdaus janji, Jika Firdaus
menjadi orang sukses, Firdaus akan kembali kerumah untuk Ayah dan Ibu. Maafkan
Firdaus yah, bu.
Firdaus
Sampai pada Jakarta,
dia segera mencari sebuah penginapan untuk tempat istirahatnya sejenak.
Perjuangannya telah dimulai dengan niat dan tekadnya adalah awal dari
kesuksesannya. Anak indigo yang mempunyai imajinasi yang luas. Firdaus berkerja
di sebuah kesenian lukis di Jakarta. Sejak kecil, dia suka sekali melukis.
Lukisannya berhasil di pamerkan dan terjual dengan harga yang sangat mahal. Dan
ini dapat membiayai kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta. Dia mengambil
bidang seni lukis. Kemahirannya dalam melukis adalah masa depannya. Hingga
suatu hari dia bisa membangun rumah di Jakarta dan memiliki satu mobil. Semua
ini dilakukannya untuk ayah dan ibunya.
Tidak terasa sudah tiga
Tahun dia meninggalkan ayah dan ibunya tanpa kabar. Rasa kangen itu ada, hingga
dia menangis di suatu malam. Kapan aku dapat bertemu mereka? Dalan perjuangannya
tiga tahun tidak sia-sia membuahkan hasil terindah. Ya, ini adalah hal yang
tepat. Firdaus ingin menjemput ayah dan ibunya untuk tinggal bersamanya di
Jakarta. Dia segera menjemputnya di desa.
“Tok.. Tok.. Tok..,
Tok.. Tok.. Tok..,” satu dua tiga kali dia mengetuk pintu rumahnya namun tak
ada yang membukanya. Kemana ibu dan ayah? Firdaus membuka pintu rumahnya yang
tak terkunci. Seisi rumah kosong!
“Ayah, ibu kalian
dimana?” teriaknya taka da seorang pun yang mendengar.
“Firdaus, kamu sudah
besar nak, kamu pasti mencari ayah dan ibumu ya? Mereka sudah tidak tinggal di
sini. Katanya sih, ibu kamu sakit. Dia mencarimu, hingga dia menjadi stress dan
gila. Lalu dia pergi bersama ayahmu, karena rumah ini telah di kosongkan oleh
juragan ikan atas utang ibumu yang di buat untuk biaya sekolahmu dulu,” jelas
seorang ibu di desa itu dia adalah bibi inem.
“Ibu, ayah,” lirihnya
dalam batinnya.
Tetesan air mata pun
mengalir membasahi wajahnya. Dia tidak tau lagi apa yang harus di lakukanya.
Firdaus akan segera pergi dan berlari mencarinya. Hingga ke ujung pulau
semerang pun dia akan mencarinya.
“Aku harus mencari ibu
dan ayah. Kemana kalian berada? Firdaus kangen yah, bu. Jangan tinggalkan
Firdaus,” batinnya. Dia mencari di sekeliling desa hingga ke kota-kota terdekat.
“Teddddd...,”
“Asstagfirullah,”
batinnya segeralah turun dari mobil dan melihat siapa yang telah hamper di
tabraknya.
“Ibu, Ayah,” Teriaknya
dalam hatinya. Sangat senang sekali akhirnya dia dapat menemukan ibu dan
ayahnya. Dia sedih melihat kondisi ibu.
“Anakku, anakku kau
kembali, yeee,” sorak ibu yang bertingkah laku aneh.
Ayah pun shock
melihatku dengan mobilku. Firdaus pun mengajak ayah dan ibu untuk masuk kedalam
mobil dan membawanya di rumahnya. Segeralah dia menjelaskan kepada ayahnya. Dia
mengambil sebuah kertas dan bulpoin.
“Yah ada apa yang
sebenarnya terjadi dengan ibu dan ayah. Maafkan Firdaus yah yang telah pergi
tanpa kabar. Firdaus hanya ingin membuktikannya kepada ayah. Sekarang Firdaus
sudah menjadi seperti yang ayah inginkan. Maukah ayah tinggal bersama Firdaus
di Jakarta di tempat baru kita yah, Firdaus janji akan mengobati ibu hingga
sembuh, Firdaus rindu kalian,” Tulisnya dan di kasihnya kepada sang Ayah.
Ayah pun membaca
tulisannya. Dia sangat senang melihatnya. Akhirnya dia tau arti dari semua ini.
“Nak, maafkan ayah.
Jika dulu ayah bersikap itu kepadamu. Karena ayah ingin kamu menjadi orang yang
ayah lihat ini. Ayah bangga kepada kamu. Ibu sakit dan mengalami gangguan
strees tapi dia masih bisa di sembuhkan jika bertemu dengan kamu. Ayah ingin
kamu bisa menyembuhkan ibumu. Ayah tidak menginginkan banyak darimu. Ayah hanya
menginginkan kamu sukses nak seperti sekarang,” jelas ayah kepadaku.
Aku senang ayah
akhirnya berbicara kepadaku. Ayah mengatakannya setelah bertahun tahun aku menunggunya
dan sangat menginginkan suasana keluarga yang sesungguhnya. Inilah mimpiku
bahagia hidup dengannya. Dari segala pelajaran yang aku petik menempuh
perjalanan hidupku adalah sebuah kesabaran dan usaha. Aku bersabar menunggu
hingga waktunya ayah akan berbicara kepadaku. Aku akan terus berusaha untuk
menjadi yang terbaik seperti yang ayah inginkan.
Hidup
itu perlu di pahami dan di maknai artinya. Jika kita tidak mempunyai tujuan
dari hidup. Maka, masa depan pun akan suram. Mimpi adalah sebuah harapan menuju
masa depan. Katakanlah kepada dunia tentang mimpi mimpimu. Lihat lah dari balik
cermin di sana mimpimu akan tergambar. Jangan pernah merasa takut. Mungkin
kekurangan yang membuat kita lemah. Mungkin kau lelah. Lawanlah dengan semua
keberanianmu dan kelebihan yang kau punya itu akan menyempurnakanmu walau kau
bukanlah yang sempurna dari segalanya. Hanya ada satu pilihan dalam hidup maju
atau mundur. Dan kau akan menemukan arti mimpi dan hidup sesungguhnya yang kau
cari. Katakanlah kepadanya “Sang Mimpi”.
Follow ig : elfiragustin21, elfiragustin_
Twitter : @elfiragustin21
Happy reading dan ikuti terus ya cerita-cerita aku ^_^
Kumpulan cerita mimpi 2016
Katakanlah Mimpimu
Elfira
Agustin
Lelah menjalani hari yang sama, hari hari yang terulang. Orang orang dewasa dan orang tuaku terus menanamkan mimpi yang terbatas untukku. Karier nomor satu di masa depan adalah bekerja di pemerintah? Ini bukan pemaksaan untuk mimpi. Melempar bola dengan cepat kearah pembuangan waktu yang di gunakan untuk sesi belajar malam. Memberontak terhadap masyarakat neraka, mimpi adalah pengampunan khusus. Tanyakan kepada dirimu sendiri tentang impianmu. Menjadi subjek utama dalam hidupmu yang selalu di tekan. Bagaimana dirimu yang kau impikan? Siapa yang kau lihat di cermin? Aku harus mengatakan. Pergilah melalui jalanmu, bahkan jika kau hanya hidup untuk satu hari. Lakukan sesuatu, buang semua kelemahanmu.
Tiga belas tahun yang
lalu. Firdaus terlahir dari dalam Rahim ibunya. Ini sangat memprihatinkan.
Ketika dia terlahir di dunia, tak dapat berkata. Dia terlahir dengan keadaan
cacat dan kekurangannya.
Satu tahun yang lalu.
Firdaus akan memasuki sekolah menengah pertama. Ibunya yang menyayanginya,
sangat membanggakannya. Namun, sang ayah berbeda dengan ibu. Ayah selalu
menyukai dan menyayangi anak dari saudaranya. Firdaus yang dibanggakan kini tak
seperti dugaan ibu dan apalagi sang ayah. Firdaus tidak bisa memasuki sekolah
negeri karena nilainya yang minim. Sedangkan anak kebanggaan ayah dapat masuk
ke sekolah negeri kawasan sekolah menengah pertama negeri tiga. Ayah tidak mau
menyekolahkanku, jika aku tidak bisa masuk negeri. Aku sempat menangis. Tetapi
ibu yang tak mau anaknya berhenti untuk bermimpi. Maka, ibu berkerja keras
untuk membiayai sekolahku. Hal ini membuat ayah membencinya. Bukan benci tetapi
ayah tidak pernah peduli denganku. Ayah lebih mementingkan anak orang lain dari
pada anaknya. Memang aku mempunyai kelemahan. Aku tidak sama seperti anak-anak
yang lain. Ini adalah kekuranganku yang membuatku semakin lemah.
Hari kebanggaan untuk
Firdaus! Nilai ulangannya kali ini paling terbaik di kelasnya. Firdaus segera
pulang ke rumah dan menunjukan kepada ayah dan ibunya. Ibunya sangat bangga
sekali dengannya. Namun, sang ayah selalu membuatnya kecewa. Ayah berkata
kepadaku saat aku menunjukannya kepadanya tentang nilaiku.
“Kamu kan sekolah
swasta, pantas saja jika nilaimu bagus. Karena anak swasta itu berbeda dengan
anak negeri,” ucap ayahnya.
Kenapa semua orang
selalu berpikir, jika sekolah swasta itu selalu di pandang buruk olehnya.
Karena sekolah swasta lebih banyak anak nakalnya. Tetapi menurut penglihatanku
sekolah swasta dan negeri itu juga sama. Semua sekolah ada anak nakalnya dan
itu tergantung pada kitanya saja terpengaruh atau tidaknya. Sekolah swasta
bayar dan sekolah negri pasti tidak semuanya gratis. Mungkin hanya fasilitaslah
yang membedakannya. Dan untuk sukses tidaknya seorang anak itu tergantung kita
bisa menerima ilmu yang di sampaikan guru kepada kita tidak?
Dikediamannya di dalam
kamar sederhananya dia menangis walau tak terdengar. Dia sedih tak mempunyai
kasih sayang kedua orang tuanya dengan lengkap. Dia ingin sekali berkata
walaupun dia tak dapat berkata kepadanya.
“Aku anak siapa? Kenapa
orang orang di sekitarku mereka terlihat tidak suka denganku? Apa aku bukan
anak mereka? Kenapa ayah lebih sayang anak orang lain dari pada aku? Apa benar
ayah bukan ayah kandungku? Lalu siapa ayah kandungku?” pertanyaan ini selalu
menghantuiku dalam pikirku.
“Nak, kamu kenapa kok
sedih gitu? Apa kamu memikirkan ayah?” tanya ibu yang menghampiriku.
Firdaus segera
mengambil sebuah buku dan pensil.
“Ibu, sebenarnya ayah
Firdaus siapa? Kenapa ayah tidak menyukai Firdaus? Kenapa ayah selalu memuji
dia yang bukan anaknya? Kenapa bu?” tanya Firdaus yang di tulisnya di buku.
“Nak, ayah adalah ayah
kandung kamu. Jadi, kamu jangan pernah berpikiran ayah itu bukan ayah kandung
kamu ya. Mungkin ayah tidak mau memanjakan anaknya. Ayah ingin kamu bisa sukses
melawan semua kelemahanmu. Ingan dulu ibu mengandungmu 9 bulan dan ketika kamu
di lahirkan kamu tidak menangis. Ayah sempat khawatir jika kamu tidak selamat.
Karena kamu terdiam dan tertidur pulas. Tetapi dokter berkata jika kamu
terlahir dengan kekurangan. Ayah sedih dan menangis saat itu. Dia yang memberi
namamu Firdaus. Agar kelak kamu menjadi anak sukses dimasa depan itu harapan
ayah,” jelas ibu.
Firdaus dapat
memahaminya dan dia menunjukan sesuatu pada buku gambarnya. Seorang anak, ibu dan
ayah yang hidup bahagia dan saling menyayangi. Itulah keinginan Firdaus dia
ingin mempunyai keluarga seperti teman-temannya yang selalu di perhatikan.
Saat, ini di dalam masa hidupnya tidak ada percakapan antara Firdaus dan
ayahnya. Mereka seperti orang lain yang tak saling mengenal. Seperti batasan
jarak dan waktu. Entah sampai kapan akan berdiam diri seperti ini? Semua anak
pasti menginginkan kasih sayang dan dukungan dari kedua orang tuanya. Namun,
tidak dengannya dia masih bersyukur dapat melihat kedua orang tuanya bernafas.
Dia berharap agar kelak dia akan memahami ayahnya.
Kini Firdaus telah
beranjak besar. Tiada kata dan perbincangan diantara anak dan ayah. Dia
memutuskan untuk berpamitan dan meminta ijin kepada kedua orang tuanya. Firdaus
ingin pergi merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus
ingin berkerja keras, mencari ilmu, mengejar mimpinya untuk menjadi seorang
lelaki yang tangguh dan kuliah di Jakarta. Dia ingin mandiri dan membiayai
hidupnya sendiri tanpa merepotkan orang tuanya. Pada suatu malam, Firdaus pergi
meninggalkan rumah dengan meninggalkan sepucuk surat.
Dear, Ibu Ayah
Maafkan Firdaus yang
telah menyusahkan kalian sejak lahir. Firdaus hanya menginginkan kasih sayang
kalian dan tidak lebih. Firdaus hanya ingin kelengkapan keluarga kita. Arti
keluarga sesungguhnya. Firdaus ingin doa restu kalian, yah bu. Firdaus akan
merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin
mengenal dunia luar. Firdaus tidak ingin menjadi anak manja yang selalu
merepotkan kalian. Ayah, jaga ibu baik-baik. Firdaus janji, Jika Firdaus
menjadi orang sukses, Firdaus akan kembali kerumah untuk Ayah dan Ibu. Maafkan
Firdaus yah, bu.
Firdaus
Sampai pada Jakarta,
dia segera mencari sebuah penginapan untuk tempat istirahatnya sejenak.
Perjuangannya telah dimulai dengan niat dan tekadnya adalah awal dari
kesuksesannya. Anak indigo yang mempunyai imajinasi yang luas. Firdaus berkerja
di sebuah kesenian lukis di Jakarta. Sejak kecil, dia suka sekali melukis.
Lukisannya berhasil di pamerkan dan terjual dengan harga yang sangat mahal. Dan
ini dapat membiayai kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta. Dia mengambil
bidang seni lukis. Kemahirannya dalam melukis adalah masa depannya. Hingga
suatu hari dia bisa membangun rumah di Jakarta dan memiliki satu mobil. Semua
ini dilakukannya untuk ayah dan ibunya.
Tidak terasa sudah tiga
Tahun dia meninggalkan ayah dan ibunya tanpa kabar. Rasa kangen itu ada, hingga
dia menangis di suatu malam. Kapan aku dapat bertemu mereka? Dalan perjuangannya
tiga tahun tidak sia-sia membuahkan hasil terindah. Ya, ini adalah hal yang
tepat. Firdaus ingin menjemput ayah dan ibunya untuk tinggal bersamanya di
Jakarta. Dia segera menjemputnya di desa.
“Tok.. Tok.. Tok..,
Tok.. Tok.. Tok..,” satu dua tiga kali dia mengetuk pintu rumahnya namun tak
ada yang membukanya. Kemana ibu dan ayah? Firdaus membuka pintu rumahnya yang
tak terkunci. Seisi rumah kosong!
“Ayah, ibu kalian
dimana?” teriaknya taka da seorang pun yang mendengar.
“Firdaus, kamu sudah
besar nak, kamu pasti mencari ayah dan ibumu ya? Mereka sudah tidak tinggal di
sini. Katanya sih, ibu kamu sakit. Dia mencarimu, hingga dia menjadi stress dan
gila. Lalu dia pergi bersama ayahmu, karena rumah ini telah di kosongkan oleh
juragan ikan atas utang ibumu yang di buat untuk biaya sekolahmu dulu,” jelas
seorang ibu di desa itu dia adalah bibi inem.
“Ibu, ayah,” lirihnya
dalam batinnya.
Tetesan air mata pun
mengalir membasahi wajahnya. Dia tidak tau lagi apa yang harus di lakukanya.
Firdaus akan segera pergi dan berlari mencarinya. Hingga ke ujung pulau
semerang pun dia akan mencarinya.
“Aku harus mencari ibu
dan ayah. Kemana kalian berada? Firdaus kangen yah, bu. Jangan tinggalkan
Firdaus,” batinnya. Dia mencari di sekeliling desa hingga ke kota-kota terdekat.
“Teddddd...,”
“Asstagfirullah,”
batinnya segeralah turun dari mobil dan melihat siapa yang telah hamper di
tabraknya.
“Ibu, Ayah,” Teriaknya
dalam hatinya. Sangat senang sekali akhirnya dia dapat menemukan ibu dan
ayahnya. Dia sedih melihat kondisi ibu.
“Anakku, anakku kau
kembali, yeee,” sorak ibu yang bertingkah laku aneh.
Ayah pun shock
melihatku dengan mobilku. Firdaus pun mengajak ayah dan ibu untuk masuk kedalam
mobil dan membawanya di rumahnya. Segeralah dia menjelaskan kepada ayahnya. Dia
mengambil sebuah kertas dan bulpoin.
“Yah ada apa yang
sebenarnya terjadi dengan ibu dan ayah. Maafkan Firdaus yah yang telah pergi
tanpa kabar. Firdaus hanya ingin membuktikannya kepada ayah. Sekarang Firdaus
sudah menjadi seperti yang ayah inginkan. Maukah ayah tinggal bersama Firdaus
di Jakarta di tempat baru kita yah, Firdaus janji akan mengobati ibu hingga
sembuh, Firdaus rindu kalian,” Tulisnya dan di kasihnya kepada sang Ayah.
Ayah pun membaca
tulisannya. Dia sangat senang melihatnya. Akhirnya dia tau arti dari semua ini.
“Nak, maafkan ayah.
Jika dulu ayah bersikap itu kepadamu. Karena ayah ingin kamu menjadi orang yang
ayah lihat ini. Ayah bangga kepada kamu. Ibu sakit dan mengalami gangguan
strees tapi dia masih bisa di sembuhkan jika bertemu dengan kamu. Ayah ingin
kamu bisa menyembuhkan ibumu. Ayah tidak menginginkan banyak darimu. Ayah hanya
menginginkan kamu sukses nak seperti sekarang,” jelas ayah kepadaku.
Aku senang ayah
akhirnya berbicara kepadaku. Ayah mengatakannya setelah bertahun tahun aku menunggunya
dan sangat menginginkan suasana keluarga yang sesungguhnya. Inilah mimpiku
bahagia hidup dengannya. Dari segala pelajaran yang aku petik menempuh
perjalanan hidupku adalah sebuah kesabaran dan usaha. Aku bersabar menunggu
hingga waktunya ayah akan berbicara kepadaku. Aku akan terus berusaha untuk
menjadi yang terbaik seperti yang ayah inginkan.
Hidup
itu perlu di pahami dan di maknai artinya. Jika kita tidak mempunyai tujuan
dari hidup. Maka, masa depan pun akan suram. Mimpi adalah sebuah harapan menuju
masa depan. Katakanlah kepada dunia tentang mimpi mimpimu. Lihat lah dari balik
cermin di sana mimpimu akan tergambar. Jangan pernah merasa takut. Mungkin
kekurangan yang membuat kita lemah. Mungkin kau lelah. Lawanlah dengan semua
keberanianmu dan kelebihan yang kau punya itu akan menyempurnakanmu walau kau
bukanlah yang sempurna dari segalanya. Hanya ada satu pilihan dalam hidup maju
atau mundur. Dan kau akan menemukan arti mimpi dan hidup sesungguhnya yang kau
cari. Katakanlah kepadanya “Sang Mimpi”.
Follow ig : elfiragustin21, elfiragustin_
Twitter : @elfiragustin21
Happy reading dan ikuti terus ya cerita-cerita aku ^_^
Selasa, 28 Juni 2016
Cerpen Cinta 2016
Mencintai Bukan Untuk
Dicintai
Elfira
Agustin
Di sebuah kamar sederhana yang menyimpan banyak cerita
untuk seorang wanita tempat dia bertahta. Kamar adalah sebuah objeck pertama
untuk seorang wanita dalam memilih sebagai tempat menyendiri. Berawal dari hujan
dengan suara rintik-rintiknya membawa diri seorang wanita terluka hingga
membasahi seluruh tubuhnya. Alunan musik yang berputar menghiasi malam yang
berpeluk rindu. Dalam doa ku menginginkannya bukan untuk di cinta.
Aku bukanlah wanita yang sama seperti mereka yang mudah
jatuh cinta oleh seorang pria. Aku terlalu mencintainya sampai aku sadar cinta
itu membawa luka. Tapi yang aku tau cinta itu adalah anugerah yang datang dalam
jiwa. Itu menjadi alasan kalau cinta itu indah saat mereka merasa bahagia.
Sampai suatu hari aku menemukan jalan untuk bertahta.
Pertemuan yang terjadi di sebuah ruangan yang ramai dengan awal percakapan yang
konyol. Pria itu telah membuka mataku, bahwa tidak semua pria sepertinya.
Karena dengan karakternya mengenal seorang wanita di hadapannya. Dihatiku
berkata, “Akankah aku mengenal cinta? Akankah aku mampu membukakan hatiku untuk
orang lain?” pertanyaan itu yang tanpa arti tak pernah terjawabkan olehku.
Hanya dentingan waktu yang mampu menjawabnya.
Seolah aku telah lupa akan hari-hari yang tak terbiasa
melintas. Hari itu, ini, besok dan selanjutnya hingga cinta itu tau dimana arah
jalan pulangnya. Mungkin cintaku tersesat pada jalan yang kelam. Sampai aku
lupa oleh canda tawanya sebuah persahabatan yang masih utuh dan selamanya akan
selalu ada.
Pertemuan itu memulai kembali percakapan yang
membosankan. Chatting dengan adanya sebuah topik tanpa terpikirkan kata-kata.
Hingga kita mampu mengenal satu sama lain. Berawal dari pergaulan yang
memberanikanku untuk mulai mengenalnya. Di kala wajahnya terlintas dengan
senyuman indah. Sapaan manjanya yang membuatku terpanah. Tatapan matanya
setajam pisau. Bibirnya yang memudarkan sajak-sajak aku ingin berpuisi.
Jejaknya yang selalu ku kenang bersama memori pertemuan singkat ini.
Sampai aku berharap tiada ujung hentinya kita di
pertemukan oleh satu titik topik. Rayuannya yang membuatku meleleh.
Genggamannya seakan tak mau kehilangan. Mungkin aku mengenal hujan yang
berjatuhan dengan pelangi siang sebagai wadah cinta yang mulai bergairah. Sampai
pada akhirnya aku bertanya kembali dari dalam hatiku yang amat dalam, “Apakah
aku dapat membuka hati untuk seorang pria yang mampu membuatku jatuh hati?
Apakah cinta itu berada pada orang yang benar?” Cinta tak pernah salah ataupun
benar. Karena cinta hanyalah anugerah yang datang dari jiwa yang tulus.
“Apakah aku berdosa telah mencintainya diam-diam,”
pertanyaan itu muncul lagi ketika aku mengingat bahwa sebagian besar cintaku
semata hanya untuk Allah swt. Katika
bibir tak mampu berkata, hanya doa yang menjelma. Ketika bibir telah lelah
untuk mengataknya, hanya tulisan indahku yang menjadi sebuah kenangan kita.
Ketika seseorang menginginkan sebuah tokoh di novel. Tapi karakter mereka yang
telah di pilihkan dan bukan memilih. Karena ketika kita di pilihkan selalu ada
kata tidak akan bisa mencintai bila cinta tidak dari kedua hati yang saling
menumbuhkan hati.
Sampai suatu ketika ayah berkata kepadaku, “Apakah kamu
sudah punya pacar? Siapa pacarmu? Siapa orang yang kau cintai? Kenalkan kepada
ayah,” Mendengarnya membuatku terdiam. Tak menjawabnya, hanya dengan senyuman
yang mampu ku pancarkan untuk lelaki hebat sepertinya. Yang selalu ada dalam
setiap langkahku berpijar, yang selalu menjadi pelukku saat tetesan air mata
membasahi seluruh tubuhku. Dia adalah lelaki terhebat dalam hidupku, Ayah.
Petikan gitarmu yang mengawali getaran hatiku. Suara
indahmu yang selalu ku dengar. Alunan musikmu yang sering ku putar. Menunggu
sebuah ponsel balasan darimu, sampai semuanya hanya menjadi angan-angan mimpi.
Dan semua tentangmu masih ku ingat di hati. Tatapan matamu seolah mengawali
sebuah cerita kita saat itu. Satu, dua, tiga, bulan bahkan setelah satu tahun
aku telah mengenalmu cukup jauh. Hingga diam-diam aku melihat semua akun
sosmedmu.
Semua sosmedmu ingin rasanya ku pegang. Kenyataannya aku
menemukan masa-masa kecilmu yang amat lucu dan menggemaskan. Tapi kamu tak
pernah mengetahuinya. Perempuan yang mempunyai cinta yang tulus itu tak pernah
mengungkapkannya kepadamu. Apa karena gengsi diantara kita? Mencintai diam-diam
bukan untuk dicintai walaupun kita tau resikonya. Pasti diantara kita harus
terima jika suatu saat ada yang terluka.
Ya, terluka karena hati kita tak dapat memiliki cinta yang suci itu.
Ku jalani hari-hari sendiri dengan duniaku. Sampai aku
tiada ujungnya belajar untuk amesia. Saat ketemu kamu wajahku yang memerah,
memendam malu dan rindu yang amat dalam. Sungguh menyakitkan, pria itu hanya
bertanya-tanya. Apa yang telah terjadi? Ya, dia benar-benar tidak peka pada
lingkungannya. Tapi bukannya tidak peka, pria itu tau. Namun, dia tidak mau
jika wanita yang telah di anggapnya sahabat itu akan sakit hati. Jika tau
sebenarnya pria itu suka sama temanku sendiri.
Mendengar kabar tentang itu, aku memutuskan untuk menjauh
darinya. Antara malu, dan rasa gengsi yang amat besar bagi wanita sepertiku
untuk mengungkapkan perasaan ini yang tiada ujungnya. Aku harus berusaha
tersenyum, mengisi hari-hari tanpamu. Walau aku tau disini masih ada sahabat
tercintaku yang selalu ada untukku dan membuatku tersenyum setiap saat. Aku
juga melihatmu disana yang tertawa, tersenyum bahagia bersama kawan-kawanmu.
Itu sudah cukup buatku kalau kamu masih baik-baik saja disana. Aku masih punya
ayah yang begitu menyayangiku. Keluarga yang masih utuh, dan masih bersyukur
jika hari ini aku masih di beri nafas hidup untuk melihat semua orang-orang
yang kusayangi.
Padahal aku gak tau jika di luar sana masih banyak
teman-temanku, sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku, dan semua manusia di muka
bumi ini yang jauh dari sempurna. Mereka anak yang seumuranku masih membutuhkan
kasih sayang orang tuanya. Dimana dia menjelang masa puber, yang masih
labil-labilnya. Tapi dia harus berjuang dan menjalani hidup sendiri karena dia
hidup tanpa kedua orang tua yang sudah pergi entah kemana. Karena mereka sudah
bahagia di sisi Allah. Setidaknya aku juga harus berpikir bagaimana kehidupan
di luar sana. Bagaimana susahnya orang yang tidak punya orang tua. Mereka pasti
jauh lebih baik dariku.
Inilah hidup terkadang kita tidak tau harus memilih jalan
yang mana. Karena mungkin semua manusia punya perasaan. Perasaan cinta yang gak
pernah bisa di lawan. Mencintai satu orang yang special hingga menolak semua
orang yang mendekatinya hanya karena ada rasa. Sampai pada akhirnya menyesalah
sudah tiada ujungnya. Kita harus belajar lagi lebih dalam di antara
bintang-bintang yang lebih baik. Di sana rasi bintangku dan rasi bintangmu
menanti. Diatas langit yang jauh dari planet bintang. Aku belajar mencintai
seseorang tanpa harus di cintai dengan rasa di lubuk hatiku yang tiadaa
ujungnya jalan. Hingga kau tau dimana kau harus pulang.
Aku mencintai bukan untuk dicintai
Mencintaimu adalah anugerah jiwa
Menyayangimu adalah kehendak cinta
Belajar melupakanmu adaalah caraku
Pertemuan yang tiada ujungnya akan
berpisah
Inilah cinta yang tak saling
memiliki
Dua hati yang tak mungkin bersatu
Hingga kau tau…
Dimana jalan kau harus pulang untuk
cinta
Salam dari negeri cinta di sabrang
samudra…
Cerpen Cinta Romantis Terbaru
Kado Terinda Untuk Cinta
Elfira
Agusstin
Malam itu aku melihat bintang yang masih tersenyum di
atas langit yang membentang luas. Diantara lampu manik-manik yang indah,
jalanan yang ramai, mobil-mobil serta motor yang berjajar-jajar di jalanan
membuat kemacatan pada malam itu. Aku teringat akan hari special saat itu. Hari
itu adalah hari ulang tahunnya. Pria yang selalu kuingat dalam benakku. Pria
yang selalu mengisi hari-hari kekosonganku. Aku melihat di kalender
handphoneku. Tepat besok pagi adalah hal yang harus menjadi moment indah saat
aku bertemunya dan memberikan kado untuk cintaku. Malam ini aku harus
mengucapkannya lebih dulu dari semua orang terdekatnya.
Aku berjalan malam-malam.. mencari angkotan umum
kesana-kemari. Tak ada satupun yang kutemui. Hanya sekedar gojek yang sekarang
lagi maju-majunya. Terpaksa aku menaiki gojek itu. Dan aku berkeliling kota
ini, menuju ke satu tempat hingga ke tempat lainnya. Malam mulai larut.
Perjalanan malam ini tidak sia-sia. Di depan halte aku telah membawa hado
terindah untuknya. Dalam hati aku merasa senang bisa menjadi seseorang yang
special saat ku berikan kado ini untuknya.
Terdengar rintik-tintik hujan yang telah berjatuhan ke
bumi. Hingga mengguyur semua jalanan menjadi subur dan basah. Hujan ini adalah
anugerah tuhan, dan nikmat atas segala syukur yang di berikan kepada umatnya.
Tanpa adanya hujan, manusia mungkin akan mati kekeringan di telan bumi. Aku
yang masih bertedu di bawah jembatan, di halte bus. Menunggu kndaraan umum
untuk menuju pulang kerumah. Hujan yang semakin deras, membuat seluruh tubuhku
menggigil kedinginan. Bajuku yang mulanya kering, kini juga ikut terguyur
hujan.
Kado terindah untuk cinta yang berusaha ku jaga dengan
erat. Kini menjadi basah. Petir yang mulai berkumandang menyambar ke bumi. Aku
gak tau malam petaka apa ini. Hingga membuat jalanan menjadi bandir terguyur
hujan. Memang seharusnya malam ini adalah malam kebahagiaan. Hujan yang membawa
senyuman. Tiba-tiba datang dengan amarah. Akhirnya ku temukan cahaya dari
balik-balik keramaian. Cahaya seorang gojek yang mau mengantarkanku pulang ke
rumah. Karena sudah terlalu larut malam. Tidak pantas untuk seorang gadis
sepertiku.
Akhirnya aku telah tiba di rumah tepat pukul 22.30 wib.
Ku lihat rumah yang mulai terkunci. Bagaimana aku harus masuk kerumah mencari
cela-cela di sisi kamarku. Memanjat, masuk melewati jendela. Mungkin semua
orang sudah tidur dalam mimpi nyenyaknya. Aku segera masuk kamar dan mengganti
pakaian yang basah dengan yang kering. Segera ku taruh kado itu di depan kipas
angin, agar besok bisa ku bawa ke sekolah. Dan dapat ku kasihkan kepadanya.
Beberapa jam lagi aku harus mengucapkannya. Aku harus menjadi orang pertama
untuknya.
Ku pajang handphone di depanku. Selalu ku lihat ponselku
kabar darinya. Sambil ku mengeringkan kadonya semalam ini. Ku siapkan untuk
mengedit fotonya dengan bertuliskan “Happy
Brithday Cinta”. Sampai kau tau berapa besar caraku mencintaimu. Karena aku
harus mencari-cari kado di malam hari, hujan-hujanan, masuk rumah diam-diam
melalui sela-sela jendela, hingga basah kuyub masih ku sempatkan menjaga kado
untukmu. Dan berharap besok adalah pagi petaka yang membawa kebahagiaan untuk
kita berdua. Setidaknya aku sudah menunjukan pengorbananku demi mendapatkan
kado terindah untukmu.
Tiba-tiba ponselku berbunyi dan kulihat ada chatting dari seseorang. Aku sudah
menduga jika itu adalah kamu yang akan mengingatkan kalau hari esok adalah
ulang tahunmu. Tapi saat ku buka, itu adalah chatting dari sahabatku. Seketika dugaanku salah. Ku baca chatting dari sahabatku yang mungkin dia
ingin memberi sesuatu penting.
Sahabatku : “Kamu dari
mana aja? Kok dari tadi di telpon sibuk mulu?”
Aku : “Maaf aku tadi
lagi sibuk, jadi gak sempet lihat-lihat handphone, apalagi ini hari hujan,”
Sahabat : “Oalaha,
yaudah gak papa, aku cuma mau bilang kalau ada pr. Dan tadi aku kira kamu gak
akan ngerjain pr kalau udah sibuk. Yaudah aku bikini sekalian aja, jadi kamu
gak perlu khawatir untuk di hukum karena lupa tidak mengerjakan pr,”
Aku : “Oh iya, aku
lupa. Ya ampun say makasih banget ya, yaudah ya besok lagi kita bahas, aku udah
mau tidur nih ngantuk, bye,”
Sahabat : “Yaudah bye,
nice dream,”
Aku : “Nice dream too,”
*Berakhir.
Maaf aku sengaja berbohong. Batinku dalam hati merasa
tidak enak dengan sahabatku sendiri. Aku melakukan ini karena aku nggak mau
kalau sampai kamu tau aku hujan-hujan demi untuk mendapatkan kado untuk pria
yang ku cintai. Mungkin kau akan marah saat ku katakan itu. Jadi lebih baik ku
ceritakan besok saja. Semalam ku menunggu sambil mengantuk-ngantuk. Menyiapkan
kata-kata untuknya yang sangat puitis dan romantis agar suasana tampak beda
walau di dalam chatting.
Melihat jam telah memasuki tepat pukul 12.00 wib. Aku
segera membuka ponselku dan ku cari-cari namanya. Segera ku pasang profilnya di
profilku. Segera ku ucapkan sepatah demi sepatah cinta happy birthday. Kau membalasnya dengan senyum serta tak lupa
ucapan terima kasih. Senang sekali hatiku, dan tak sia-sia aku begadang malam
ini untuk mendapat perhatiaanmu. Walau sangat singkat percakapan kita muda
berakhir.
Segera aku tertidur lenyap karena besok aku harus bangun
pagi untuk memberikan kado ini untuknya. Tepat pagi-pagi aku bangun. Ketika
matahari mulai terbit dari sebelah timur. Dan cahaya kilau kuning pagi telah
menyapaku dengan ramahnya. Segera aku pergi dan membawa kado untuknya.
Pagi itu terjadi aku memberikan kado kepadanya lebih
dulu. Dia menatapku dan mengucapkan terima kasih, dia memberiku senyuman pagi
yang luar biasa. Hati semakin deg.. degkan saat berada di sampingnya. Inilah
cinta yang sangat indah. Aku berteriak-teriak kegirangan. Hingga loncat-loncat,
tak peduli apa kata orang. Yang penting hari ini aku bahagia. Usaha malam itu
tidak terjadi sia-sia. Dan membuahkan hati bercinta.
Satu jam kemudian, aku yang sedang asyik tertawa bersama
temanku. Ku lihat satu pemandangan yang tak asing bagiku. Ku lihat ada
seseorang yang sedang ku kenali. Dia berjalan dengan seorang wanita yang begitu
amat cantik. Jauh lebih cantik dariku. Aku mencoba mendekati mereka tanpa
mengganggunya. Dari balik tembok ku lihat mereka begitu sangat mesra. Ku
mencoba memberanikan diri untuk menghampirinya dan menanyakan hal itu
kepadanya. Dan apa yang terjadi aku harus terima dengan kenyataannya. Bahwa aku
hanyalah teman dan gak lebih.
Aku : “Kakak pacaran
sama dia?”
Kakak cinta : “Iya dek
ini kenalkan pacar kakak,”
Pacarnya : “Hai, salam
kenal,”
Aku : “Oh iya, salam
kenal juga,”
Aku : “Yaudah ya kak
aku duluan, langgeng ya kak, bye,”
Kakak dan pacarnya :
“Iya bye,”
Sejak saat itu aku tak lagi memunculkan tampanku di
depannya. Aku malu sekali saat ini. Jatuh cinta pada orang yang salah. Jatuh
cinta pada kekasih orang. Sungguh sakit hatiku hancur berkeping-keping.
Tangisanku seolah menjerit seperti malam petaka waktu itu. Hujan yang datang
bersama petir yang tajam. Hingga menggoreskan luka di hatiku. Yang awalnya ku
kira akan membawa kebahagiaan. Ternyata semua dugaanku salah. Dan aku
benar-benar bodoh! Tolol! Sekali lagi aku sangat malu. Di secret ganden itu aku
menghabiskan waktuku sangat lamaa dan menangis sepanjang taman yang indah ini.
Sahabatku yang mencariku kemana-mana tak menemukanku.
Hingga dia melihat seorang wanita yang sedang bersendiri mirip seperti
sahabatnya. Dan terdengat isakannya, dia mencoba mendekat dan melihat jika itu
adalah aku. Dia memeluku dengan erat. Dia menanyakan kepadaku. Dan aku berusaha
jujur untuk menjelaskannya kepadanya. Sambil ku curahkan seluruh hatiku
kepadanya. Dari pada aku harus memendamnya sendiri itu sangat sakit. Dia juga
memahamiku. Untungnya saja dia tidak marah padaku. Karena malam itu aku telah
di butakan cinta yang bodoh! Aku telah melupakan tugasku dan sahabatku. Aku
bersyukur masih ada sahabatku yang sangat menyayangiku. Aku memeluknya dia
berusaha membuatku tersenyum pagi ini. Walau hatiku hancur, aku masih bisa
tersenyum dalam tangis.
Aku tau saat ini. Kado terindah itu adalah sahabatku.
Setidaknya aku berpikir kalau di dunia ini masih ada kado
yang lebih indah. Dari segala kado ulang tahun cinta. Kado terindah pagi itu
adalah kebersamaan kita yang selalu tersenyum dan tidak memendam perasaannya
sendiri. Aku merasa lega walaupun dia tidak tau isi hatiku, tapi ada seseorang
yang jauh lebih tau tentang cinta.
Sahabat
adalah kado terindahmu
Disaat
saat kau terpuruk dan jatuh
Kau
akan segera bangkit dengan semangat
Kau
padamkan api dengan sepercik air
Walau
sesaat aku telah membuat kebohongan besar
Kau
masih menerimaku apa adanya
Oh,
sahabat terima kasih semuanya..
Salam
untuk semua sahabat tercintaku J
Langganan:
Postingan (Atom)