Senin, 25 Juli 2016

Buku Kumpulan Cerpen

Pre Order 25 Juli-15 Agustus
-------------------------------------------------------
Judul : KUINS
Kategori : Kumpulan Cerpen Kocak, Unik dan Inspiratif
Penulis : Peserta EMB
Tebal : 158 halaman ; 14x21 cm
Harga Pre Order : Kontributor Rp 25.000, Umum : Rp 30.000, 
setelah PO kontributor Rp 28.000, Umum : 
Rp 35.000
Penerbit : Penerbit M M (lini CV. Madza Publishing)
Pemesanan : inbox FB Penerbit M M/line: 18012010miyu, WA
0897-8712-749, dengan format: MM_Jumlah
Buku_Kontributor/ Umum_Nama_Alamat
Lengkap_No. HP atau yang lainnya.
-------------------------------------------------------
Back cover:
Kumcer “KUINS” ini adalah buku yang berisi kumpulan cerpen kocak, unik dan inspiratif hasil Event Menulis Bersama (EMB), yang ditulis oleh anak sekolahan, kuliahan bahkan ditulis oleh beberapa guru dan dosen, termasuk profesi yang lainnya.
Peserta EMB ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang berdomisili di daerah Jawa, Sumatra, Kalimantan, NTT, bahkan ada yang berdomisili di Hongkong/ luar negeri.
Bagaimana? Apakah tertarik membaca buku ini?


"Dunia Mimpi" buku kumpulan cerpen siswa SMK Dr.Soetomo Surabaya.
Ditulis oleh kelas menulis online dari beberapa siswa dan terpilih tiga belas siswa yang di terbitkan oleh CV. Padma Herlambang Nusantara serta Bapak Juliantono Hadi SE, ST, M.Si Kepala sekolah SMK Dr.Soetomo Surabaya
Novia Febrianti
Elfira Agustin
Munawaroh
Julaeka
Mira Marlina
Wahyu Indah Ningtyas
Mustofa Bisri
Witdya Kristanti Utami Putri
Maritania Putri Purnama
Eny Yuli Astuti
Rifai Marlaut
Angelica Melani Putri
Sandi Marahul M
Untuk Order buku ini bisa hubungi di Line : elfiragustin21, Instragram : elfiragustin21
Kumpulan cerpen ini telah masuk di kalangan artis lhoo di Michelleziu dan Rizky Nazar pemain ILY From 38.000 FT. Masih penasaran ceritanya? Silahkan langsung order semuanya ya :) Jangan sampai kehabisan. Tunggu karya dari saya Elfira Agustin selanjutnya dan ikuti terus blog saya ini.. Terima Kasih sobat :)

Rabu, 13 Juli 2016

Kumpulan cerita mimpi 2016


Katakanlah Mimpimu
Elfira Agustin
Lelah menjalani hari yang sama, hari hari yang terulang. Orang orang dewasa dan orang tuaku terus menanamkan mimpi yang terbatas untukku. Karier nomor satu di masa depan adalah bekerja di pemerintah? Ini bukan pemaksaan untuk mimpi. Melempar bola dengan cepat kearah pembuangan waktu yang di gunakan untuk sesi belajar malam. Memberontak terhadap masyarakat neraka, mimpi adalah pengampunan khusus. Tanyakan kepada dirimu sendiri tentang impianmu. Menjadi subjek utama dalam hidupmu yang selalu di tekan. Bagaimana dirimu yang kau impikan? Siapa yang kau lihat di cermin? Aku harus mengatakan. Pergilah melalui jalanmu, bahkan jika kau hanya hidup untuk satu hari. Lakukan sesuatu, buang semua kelemahanmu.
Tiga belas tahun yang lalu. Firdaus terlahir dari dalam Rahim ibunya. Ini sangat memprihatinkan. Ketika dia terlahir di dunia, tak dapat berkata. Dia terlahir dengan keadaan cacat dan kekurangannya.
Satu tahun yang lalu. Firdaus akan memasuki sekolah menengah pertama. Ibunya yang menyayanginya, sangat membanggakannya. Namun, sang ayah berbeda dengan ibu. Ayah selalu menyukai dan menyayangi anak dari saudaranya. Firdaus yang dibanggakan kini tak seperti dugaan ibu dan apalagi sang ayah. Firdaus tidak bisa memasuki sekolah negeri karena nilainya yang minim. Sedangkan anak kebanggaan ayah dapat masuk ke sekolah negeri kawasan sekolah menengah pertama negeri tiga. Ayah tidak mau menyekolahkanku, jika aku tidak bisa masuk negeri. Aku sempat menangis. Tetapi ibu yang tak mau anaknya berhenti untuk bermimpi. Maka, ibu berkerja keras untuk membiayai sekolahku. Hal ini membuat ayah membencinya. Bukan benci tetapi ayah tidak pernah peduli denganku. Ayah lebih mementingkan anak orang lain dari pada anaknya. Memang aku mempunyai kelemahan. Aku tidak sama seperti anak-anak yang lain. Ini adalah kekuranganku yang membuatku semakin lemah.
Hari kebanggaan untuk Firdaus! Nilai ulangannya kali ini paling terbaik di kelasnya. Firdaus segera pulang ke rumah dan menunjukan kepada ayah dan ibunya. Ibunya sangat bangga sekali dengannya. Namun, sang ayah selalu membuatnya kecewa. Ayah berkata kepadaku saat aku menunjukannya kepadanya tentang nilaiku.
“Kamu kan sekolah swasta, pantas saja jika nilaimu bagus. Karena anak swasta itu berbeda dengan anak negeri,” ucap ayahnya.
Kenapa semua orang selalu berpikir, jika sekolah swasta itu selalu di pandang buruk olehnya. Karena sekolah swasta lebih banyak anak nakalnya. Tetapi menurut penglihatanku sekolah swasta dan negeri itu juga sama. Semua sekolah ada anak nakalnya dan itu tergantung pada kitanya saja terpengaruh atau tidaknya. Sekolah swasta bayar dan sekolah negri pasti tidak semuanya gratis. Mungkin hanya fasilitaslah yang membedakannya. Dan untuk sukses tidaknya seorang anak itu tergantung kita bisa menerima ilmu yang di sampaikan guru kepada kita tidak?
Dikediamannya di dalam kamar sederhananya dia menangis walau tak terdengar. Dia sedih tak mempunyai kasih sayang kedua orang tuanya dengan lengkap. Dia ingin sekali berkata walaupun dia tak dapat berkata kepadanya.
“Aku anak siapa? Kenapa orang orang di sekitarku mereka terlihat tidak suka denganku? Apa aku bukan anak mereka? Kenapa ayah lebih sayang anak orang lain dari pada aku? Apa benar ayah bukan ayah kandungku? Lalu siapa ayah kandungku?” pertanyaan ini selalu menghantuiku dalam pikirku.
“Nak, kamu kenapa kok sedih gitu? Apa kamu memikirkan ayah?” tanya ibu yang menghampiriku.
Firdaus segera mengambil sebuah buku dan pensil.
“Ibu, sebenarnya ayah Firdaus siapa? Kenapa ayah tidak menyukai Firdaus? Kenapa ayah selalu memuji dia yang bukan anaknya? Kenapa bu?” tanya Firdaus yang di tulisnya di buku.
“Nak, ayah adalah ayah kandung kamu. Jadi, kamu jangan pernah berpikiran ayah itu bukan ayah kandung kamu ya. Mungkin ayah tidak mau memanjakan anaknya. Ayah ingin kamu bisa sukses melawan semua kelemahanmu. Ingan dulu ibu mengandungmu 9 bulan dan ketika kamu di lahirkan kamu tidak menangis. Ayah sempat khawatir jika kamu tidak selamat. Karena kamu terdiam dan tertidur pulas. Tetapi dokter berkata jika kamu terlahir dengan kekurangan. Ayah sedih dan menangis saat itu. Dia yang memberi namamu Firdaus. Agar kelak kamu menjadi anak sukses dimasa depan itu harapan ayah,” jelas ibu.
Firdaus dapat memahaminya dan dia menunjukan sesuatu pada buku gambarnya. Seorang anak, ibu dan ayah yang hidup bahagia dan saling menyayangi. Itulah keinginan Firdaus dia ingin mempunyai keluarga seperti teman-temannya yang selalu di perhatikan. Saat, ini di dalam masa hidupnya tidak ada percakapan antara Firdaus dan ayahnya. Mereka seperti orang lain yang tak saling mengenal. Seperti batasan jarak dan waktu. Entah sampai kapan akan berdiam diri seperti ini? Semua anak pasti menginginkan kasih sayang dan dukungan dari kedua orang tuanya. Namun, tidak dengannya dia masih bersyukur dapat melihat kedua orang tuanya bernafas. Dia berharap agar kelak dia akan memahami ayahnya.
Kini Firdaus telah beranjak besar. Tiada kata dan perbincangan diantara anak dan ayah. Dia memutuskan untuk berpamitan dan meminta ijin kepada kedua orang tuanya. Firdaus ingin pergi merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin berkerja keras, mencari ilmu, mengejar mimpinya untuk menjadi seorang lelaki yang tangguh dan kuliah di Jakarta. Dia ingin mandiri dan membiayai hidupnya sendiri tanpa merepotkan orang tuanya. Pada suatu malam, Firdaus pergi meninggalkan rumah dengan meninggalkan sepucuk surat.




Dear, Ibu Ayah
Maafkan Firdaus yang telah menyusahkan kalian sejak lahir. Firdaus hanya menginginkan kasih sayang kalian dan tidak lebih. Firdaus hanya ingin kelengkapan keluarga kita. Arti keluarga sesungguhnya. Firdaus ingin doa restu kalian, yah bu. Firdaus akan merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin mengenal dunia luar. Firdaus tidak ingin menjadi anak manja yang selalu merepotkan kalian. Ayah, jaga ibu baik-baik. Firdaus janji, Jika Firdaus menjadi orang sukses, Firdaus akan kembali kerumah untuk Ayah dan Ibu. Maafkan Firdaus yah, bu.
Firdaus
Sampai pada Jakarta, dia segera mencari sebuah penginapan untuk tempat istirahatnya sejenak. Perjuangannya telah dimulai dengan niat dan tekadnya adalah awal dari kesuksesannya. Anak indigo yang mempunyai imajinasi yang luas. Firdaus berkerja di sebuah kesenian lukis di Jakarta. Sejak kecil, dia suka sekali melukis. Lukisannya berhasil di pamerkan dan terjual dengan harga yang sangat mahal. Dan ini dapat membiayai kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta. Dia mengambil bidang seni lukis. Kemahirannya dalam melukis adalah masa depannya. Hingga suatu hari dia bisa membangun rumah di Jakarta dan memiliki satu mobil. Semua ini dilakukannya untuk ayah dan ibunya.
Tidak terasa sudah tiga Tahun dia meninggalkan ayah dan ibunya tanpa kabar. Rasa kangen itu ada, hingga dia menangis di suatu malam. Kapan aku dapat bertemu mereka? Dalan perjuangannya tiga tahun tidak sia-sia membuahkan hasil terindah. Ya, ini adalah hal yang tepat. Firdaus ingin menjemput ayah dan ibunya untuk tinggal bersamanya di Jakarta. Dia segera menjemputnya di desa.
“Tok.. Tok.. Tok.., Tok.. Tok.. Tok..,” satu dua tiga kali dia mengetuk pintu rumahnya namun tak ada yang membukanya. Kemana ibu dan ayah? Firdaus membuka pintu rumahnya yang tak terkunci. Seisi rumah kosong!
“Ayah, ibu kalian dimana?” teriaknya taka da seorang pun yang mendengar.
“Firdaus, kamu sudah besar nak, kamu pasti mencari ayah dan ibumu ya? Mereka sudah tidak tinggal di sini. Katanya sih, ibu kamu sakit. Dia mencarimu, hingga dia menjadi stress dan gila. Lalu dia pergi bersama ayahmu, karena rumah ini telah di kosongkan oleh juragan ikan atas utang ibumu yang di buat untuk biaya sekolahmu dulu,” jelas seorang ibu di desa itu dia adalah bibi inem.
“Ibu, ayah,” lirihnya dalam batinnya.
Tetesan air mata pun mengalir membasahi wajahnya. Dia tidak tau lagi apa yang harus di lakukanya. Firdaus akan segera pergi dan berlari mencarinya. Hingga ke ujung pulau semerang pun dia akan mencarinya.
“Aku harus mencari ibu dan ayah. Kemana kalian berada? Firdaus kangen yah, bu. Jangan tinggalkan Firdaus,” batinnya. Dia mencari di sekeliling desa hingga ke kota-kota terdekat.
“Teddddd...,”
“Asstagfirullah,” batinnya segeralah turun dari mobil dan melihat siapa yang telah hamper di tabraknya.
“Ibu, Ayah,” Teriaknya dalam hatinya. Sangat senang sekali akhirnya dia dapat menemukan ibu dan ayahnya. Dia sedih melihat kondisi ibu.
“Anakku, anakku kau kembali, yeee,” sorak ibu yang bertingkah laku aneh.
Ayah pun shock melihatku dengan mobilku. Firdaus pun mengajak ayah dan ibu untuk masuk kedalam mobil dan membawanya di rumahnya. Segeralah dia menjelaskan kepada ayahnya. Dia mengambil sebuah kertas dan bulpoin.
“Yah ada apa yang sebenarnya terjadi dengan ibu dan ayah. Maafkan Firdaus yah yang telah pergi tanpa kabar. Firdaus hanya ingin membuktikannya kepada ayah. Sekarang Firdaus sudah menjadi seperti yang ayah inginkan. Maukah ayah tinggal bersama Firdaus di Jakarta di tempat baru kita yah, Firdaus janji akan mengobati ibu hingga sembuh, Firdaus rindu kalian,” Tulisnya dan di kasihnya kepada sang Ayah.
Ayah pun membaca tulisannya. Dia sangat senang melihatnya. Akhirnya dia tau arti dari semua ini.
“Nak, maafkan ayah. Jika dulu ayah bersikap itu kepadamu. Karena ayah ingin kamu menjadi orang yang ayah lihat ini. Ayah bangga kepada kamu. Ibu sakit dan mengalami gangguan strees tapi dia masih bisa di sembuhkan jika bertemu dengan kamu. Ayah ingin kamu bisa menyembuhkan ibumu. Ayah tidak menginginkan banyak darimu. Ayah hanya menginginkan kamu sukses nak seperti sekarang,” jelas ayah kepadaku.
Aku senang ayah akhirnya berbicara kepadaku. Ayah mengatakannya setelah bertahun tahun aku menunggunya dan sangat menginginkan suasana keluarga yang sesungguhnya. Inilah mimpiku bahagia hidup dengannya. Dari segala pelajaran yang aku petik menempuh perjalanan hidupku adalah sebuah kesabaran dan usaha. Aku bersabar menunggu hingga waktunya ayah akan berbicara kepadaku. Aku akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik seperti yang ayah inginkan.
Hidup itu perlu di pahami dan di maknai artinya. Jika kita tidak mempunyai tujuan dari hidup. Maka, masa depan pun akan suram. Mimpi adalah sebuah harapan menuju masa depan. Katakanlah kepada dunia tentang mimpi mimpimu. Lihat lah dari balik cermin di sana mimpimu akan tergambar. Jangan pernah merasa takut. Mungkin kekurangan yang membuat kita lemah. Mungkin kau lelah. Lawanlah dengan semua keberanianmu dan kelebihan yang kau punya itu akan menyempurnakanmu walau kau bukanlah yang sempurna dari segalanya. Hanya ada satu pilihan dalam hidup maju atau mundur. Dan kau akan menemukan arti mimpi dan hidup sesungguhnya yang kau cari. Katakanlah kepadanya “Sang Mimpi”.

Follow ig : elfiragustin21, elfiragustin_
Twitter : @elfiragustin21
Happy reading dan ikuti terus ya cerita-cerita aku ^_^

Kumpulan cerita mimpi 2016


Katakanlah Mimpimu
Elfira Agustin

Lelah menjalani hari yang sama, hari hari yang terulang. Orang orang dewasa dan orang tuaku terus menanamkan mimpi yang terbatas untukku. Karier nomor satu di masa depan adalah bekerja di pemerintah? Ini bukan pemaksaan untuk mimpi. Melempar bola dengan cepat kearah pembuangan waktu yang di gunakan untuk sesi belajar malam. Memberontak terhadap masyarakat neraka, mimpi adalah pengampunan khusus. Tanyakan kepada dirimu sendiri tentang impianmu. Menjadi subjek utama dalam hidupmu yang selalu di tekan. Bagaimana dirimu yang kau impikan? Siapa yang kau lihat di cermin? Aku harus mengatakan. Pergilah melalui jalanmu, bahkan jika kau hanya hidup untuk satu hari. Lakukan sesuatu, buang semua kelemahanmu.
Tiga belas tahun yang lalu. Firdaus terlahir dari dalam Rahim ibunya. Ini sangat memprihatinkan. Ketika dia terlahir di dunia, tak dapat berkata. Dia terlahir dengan keadaan cacat dan kekurangannya.
Satu tahun yang lalu. Firdaus akan memasuki sekolah menengah pertama. Ibunya yang menyayanginya, sangat membanggakannya. Namun, sang ayah berbeda dengan ibu. Ayah selalu menyukai dan menyayangi anak dari saudaranya. Firdaus yang dibanggakan kini tak seperti dugaan ibu dan apalagi sang ayah. Firdaus tidak bisa memasuki sekolah negeri karena nilainya yang minim. Sedangkan anak kebanggaan ayah dapat masuk ke sekolah negeri kawasan sekolah menengah pertama negeri tiga. Ayah tidak mau menyekolahkanku, jika aku tidak bisa masuk negeri. Aku sempat menangis. Tetapi ibu yang tak mau anaknya berhenti untuk bermimpi. Maka, ibu berkerja keras untuk membiayai sekolahku. Hal ini membuat ayah membencinya. Bukan benci tetapi ayah tidak pernah peduli denganku. Ayah lebih mementingkan anak orang lain dari pada anaknya. Memang aku mempunyai kelemahan. Aku tidak sama seperti anak-anak yang lain. Ini adalah kekuranganku yang membuatku semakin lemah.
Hari kebanggaan untuk Firdaus! Nilai ulangannya kali ini paling terbaik di kelasnya. Firdaus segera pulang ke rumah dan menunjukan kepada ayah dan ibunya. Ibunya sangat bangga sekali dengannya. Namun, sang ayah selalu membuatnya kecewa. Ayah berkata kepadaku saat aku menunjukannya kepadanya tentang nilaiku.
“Kamu kan sekolah swasta, pantas saja jika nilaimu bagus. Karena anak swasta itu berbeda dengan anak negeri,” ucap ayahnya.
Kenapa semua orang selalu berpikir, jika sekolah swasta itu selalu di pandang buruk olehnya. Karena sekolah swasta lebih banyak anak nakalnya. Tetapi menurut penglihatanku sekolah swasta dan negeri itu juga sama. Semua sekolah ada anak nakalnya dan itu tergantung pada kitanya saja terpengaruh atau tidaknya. Sekolah swasta bayar dan sekolah negri pasti tidak semuanya gratis. Mungkin hanya fasilitaslah yang membedakannya. Dan untuk sukses tidaknya seorang anak itu tergantung kita bisa menerima ilmu yang di sampaikan guru kepada kita tidak?
Dikediamannya di dalam kamar sederhananya dia menangis walau tak terdengar. Dia sedih tak mempunyai kasih sayang kedua orang tuanya dengan lengkap. Dia ingin sekali berkata walaupun dia tak dapat berkata kepadanya.
“Aku anak siapa? Kenapa orang orang di sekitarku mereka terlihat tidak suka denganku? Apa aku bukan anak mereka? Kenapa ayah lebih sayang anak orang lain dari pada aku? Apa benar ayah bukan ayah kandungku? Lalu siapa ayah kandungku?” pertanyaan ini selalu menghantuiku dalam pikirku.
“Nak, kamu kenapa kok sedih gitu? Apa kamu memikirkan ayah?” tanya ibu yang menghampiriku.
Firdaus segera mengambil sebuah buku dan pensil.
“Ibu, sebenarnya ayah Firdaus siapa? Kenapa ayah tidak menyukai Firdaus? Kenapa ayah selalu memuji dia yang bukan anaknya? Kenapa bu?” tanya Firdaus yang di tulisnya di buku.
“Nak, ayah adalah ayah kandung kamu. Jadi, kamu jangan pernah berpikiran ayah itu bukan ayah kandung kamu ya. Mungkin ayah tidak mau memanjakan anaknya. Ayah ingin kamu bisa sukses melawan semua kelemahanmu. Ingan dulu ibu mengandungmu 9 bulan dan ketika kamu di lahirkan kamu tidak menangis. Ayah sempat khawatir jika kamu tidak selamat. Karena kamu terdiam dan tertidur pulas. Tetapi dokter berkata jika kamu terlahir dengan kekurangan. Ayah sedih dan menangis saat itu. Dia yang memberi namamu Firdaus. Agar kelak kamu menjadi anak sukses dimasa depan itu harapan ayah,” jelas ibu.
Firdaus dapat memahaminya dan dia menunjukan sesuatu pada buku gambarnya. Seorang anak, ibu dan ayah yang hidup bahagia dan saling menyayangi. Itulah keinginan Firdaus dia ingin mempunyai keluarga seperti teman-temannya yang selalu di perhatikan. Saat, ini di dalam masa hidupnya tidak ada percakapan antara Firdaus dan ayahnya. Mereka seperti orang lain yang tak saling mengenal. Seperti batasan jarak dan waktu. Entah sampai kapan akan berdiam diri seperti ini? Semua anak pasti menginginkan kasih sayang dan dukungan dari kedua orang tuanya. Namun, tidak dengannya dia masih bersyukur dapat melihat kedua orang tuanya bernafas. Dia berharap agar kelak dia akan memahami ayahnya.
Kini Firdaus telah beranjak besar. Tiada kata dan perbincangan diantara anak dan ayah. Dia memutuskan untuk berpamitan dan meminta ijin kepada kedua orang tuanya. Firdaus ingin pergi merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin berkerja keras, mencari ilmu, mengejar mimpinya untuk menjadi seorang lelaki yang tangguh dan kuliah di Jakarta. Dia ingin mandiri dan membiayai hidupnya sendiri tanpa merepotkan orang tuanya. Pada suatu malam, Firdaus pergi meninggalkan rumah dengan meninggalkan sepucuk surat.




Dear, Ibu Ayah
Maafkan Firdaus yang telah menyusahkan kalian sejak lahir. Firdaus hanya menginginkan kasih sayang kalian dan tidak lebih. Firdaus hanya ingin kelengkapan keluarga kita. Arti keluarga sesungguhnya. Firdaus ingin doa restu kalian, yah bu. Firdaus akan merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin mengenal dunia luar. Firdaus tidak ingin menjadi anak manja yang selalu merepotkan kalian. Ayah, jaga ibu baik-baik. Firdaus janji, Jika Firdaus menjadi orang sukses, Firdaus akan kembali kerumah untuk Ayah dan Ibu. Maafkan Firdaus yah, bu.
Firdaus
Sampai pada Jakarta, dia segera mencari sebuah penginapan untuk tempat istirahatnya sejenak. Perjuangannya telah dimulai dengan niat dan tekadnya adalah awal dari kesuksesannya. Anak indigo yang mempunyai imajinasi yang luas. Firdaus berkerja di sebuah kesenian lukis di Jakarta. Sejak kecil, dia suka sekali melukis. Lukisannya berhasil di pamerkan dan terjual dengan harga yang sangat mahal. Dan ini dapat membiayai kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta. Dia mengambil bidang seni lukis. Kemahirannya dalam melukis adalah masa depannya. Hingga suatu hari dia bisa membangun rumah di Jakarta dan memiliki satu mobil. Semua ini dilakukannya untuk ayah dan ibunya.
Tidak terasa sudah tiga Tahun dia meninggalkan ayah dan ibunya tanpa kabar. Rasa kangen itu ada, hingga dia menangis di suatu malam. Kapan aku dapat bertemu mereka? Dalan perjuangannya tiga tahun tidak sia-sia membuahkan hasil terindah. Ya, ini adalah hal yang tepat. Firdaus ingin menjemput ayah dan ibunya untuk tinggal bersamanya di Jakarta. Dia segera menjemputnya di desa.
“Tok.. Tok.. Tok.., Tok.. Tok.. Tok..,” satu dua tiga kali dia mengetuk pintu rumahnya namun tak ada yang membukanya. Kemana ibu dan ayah? Firdaus membuka pintu rumahnya yang tak terkunci. Seisi rumah kosong!
“Ayah, ibu kalian dimana?” teriaknya taka da seorang pun yang mendengar.
“Firdaus, kamu sudah besar nak, kamu pasti mencari ayah dan ibumu ya? Mereka sudah tidak tinggal di sini. Katanya sih, ibu kamu sakit. Dia mencarimu, hingga dia menjadi stress dan gila. Lalu dia pergi bersama ayahmu, karena rumah ini telah di kosongkan oleh juragan ikan atas utang ibumu yang di buat untuk biaya sekolahmu dulu,” jelas seorang ibu di desa itu dia adalah bibi inem.
“Ibu, ayah,” lirihnya dalam batinnya.
Tetesan air mata pun mengalir membasahi wajahnya. Dia tidak tau lagi apa yang harus di lakukanya. Firdaus akan segera pergi dan berlari mencarinya. Hingga ke ujung pulau semerang pun dia akan mencarinya.
“Aku harus mencari ibu dan ayah. Kemana kalian berada? Firdaus kangen yah, bu. Jangan tinggalkan Firdaus,” batinnya. Dia mencari di sekeliling desa hingga ke kota-kota terdekat.
“Teddddd...,”
“Asstagfirullah,” batinnya segeralah turun dari mobil dan melihat siapa yang telah hamper di tabraknya.
“Ibu, Ayah,” Teriaknya dalam hatinya. Sangat senang sekali akhirnya dia dapat menemukan ibu dan ayahnya. Dia sedih melihat kondisi ibu.
“Anakku, anakku kau kembali, yeee,” sorak ibu yang bertingkah laku aneh.
Ayah pun shock melihatku dengan mobilku. Firdaus pun mengajak ayah dan ibu untuk masuk kedalam mobil dan membawanya di rumahnya. Segeralah dia menjelaskan kepada ayahnya. Dia mengambil sebuah kertas dan bulpoin.
“Yah ada apa yang sebenarnya terjadi dengan ibu dan ayah. Maafkan Firdaus yah yang telah pergi tanpa kabar. Firdaus hanya ingin membuktikannya kepada ayah. Sekarang Firdaus sudah menjadi seperti yang ayah inginkan. Maukah ayah tinggal bersama Firdaus di Jakarta di tempat baru kita yah, Firdaus janji akan mengobati ibu hingga sembuh, Firdaus rindu kalian,” Tulisnya dan di kasihnya kepada sang Ayah.
Ayah pun membaca tulisannya. Dia sangat senang melihatnya. Akhirnya dia tau arti dari semua ini.
“Nak, maafkan ayah. Jika dulu ayah bersikap itu kepadamu. Karena ayah ingin kamu menjadi orang yang ayah lihat ini. Ayah bangga kepada kamu. Ibu sakit dan mengalami gangguan strees tapi dia masih bisa di sembuhkan jika bertemu dengan kamu. Ayah ingin kamu bisa menyembuhkan ibumu. Ayah tidak menginginkan banyak darimu. Ayah hanya menginginkan kamu sukses nak seperti sekarang,” jelas ayah kepadaku.
Aku senang ayah akhirnya berbicara kepadaku. Ayah mengatakannya setelah bertahun tahun aku menunggunya dan sangat menginginkan suasana keluarga yang sesungguhnya. Inilah mimpiku bahagia hidup dengannya. Dari segala pelajaran yang aku petik menempuh perjalanan hidupku adalah sebuah kesabaran dan usaha. Aku bersabar menunggu hingga waktunya ayah akan berbicara kepadaku. Aku akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik seperti yang ayah inginkan.
Hidup itu perlu di pahami dan di maknai artinya. Jika kita tidak mempunyai tujuan dari hidup. Maka, masa depan pun akan suram. Mimpi adalah sebuah harapan menuju masa depan. Katakanlah kepada dunia tentang mimpi mimpimu. Lihat lah dari balik cermin di sana mimpimu akan tergambar. Jangan pernah merasa takut. Mungkin kekurangan yang membuat kita lemah. Mungkin kau lelah. Lawanlah dengan semua keberanianmu dan kelebihan yang kau punya itu akan menyempurnakanmu walau kau bukanlah yang sempurna dari segalanya. Hanya ada satu pilihan dalam hidup maju atau mundur. Dan kau akan menemukan arti mimpi dan hidup sesungguhnya yang kau cari. Katakanlah kepadanya “Sang Mimpi”.

Follow ig : elfiragustin21, elfiragustin_
Twitter : @elfiragustin21
Happy reading dan ikuti terus ya cerita-cerita aku ^_^

Kumpulan cerita mimpi 2016


Katakanlah Mimpimu
Elfira Agustin

Lelah menjalani hari yang sama, hari hari yang terulang. Orang orang dewasa dan orang tuaku terus menanamkan mimpi yang terbatas untukku. Karier nomor satu di masa depan adalah bekerja di pemerintah? Ini bukan pemaksaan untuk mimpi. Melempar bola dengan cepat kearah pembuangan waktu yang di gunakan untuk sesi belajar malam. Memberontak terhadap masyarakat neraka, mimpi adalah pengampunan khusus. Tanyakan kepada dirimu sendiri tentang impianmu. Menjadi subjek utama dalam hidupmu yang selalu di tekan. Bagaimana dirimu yang kau impikan? Siapa yang kau lihat di cermin? Aku harus mengatakan. Pergilah melalui jalanmu, bahkan jika kau hanya hidup untuk satu hari. Lakukan sesuatu, buang semua kelemahanmu.
Tiga belas tahun yang lalu. Firdaus terlahir dari dalam Rahim ibunya. Ini sangat memprihatinkan. Ketika dia terlahir di dunia, tak dapat berkata. Dia terlahir dengan keadaan cacat dan kekurangannya.
Satu tahun yang lalu. Firdaus akan memasuki sekolah menengah pertama. Ibunya yang menyayanginya, sangat membanggakannya. Namun, sang ayah berbeda dengan ibu. Ayah selalu menyukai dan menyayangi anak dari saudaranya. Firdaus yang dibanggakan kini tak seperti dugaan ibu dan apalagi sang ayah. Firdaus tidak bisa memasuki sekolah negeri karena nilainya yang minim. Sedangkan anak kebanggaan ayah dapat masuk ke sekolah negeri kawasan sekolah menengah pertama negeri tiga. Ayah tidak mau menyekolahkanku, jika aku tidak bisa masuk negeri. Aku sempat menangis. Tetapi ibu yang tak mau anaknya berhenti untuk bermimpi. Maka, ibu berkerja keras untuk membiayai sekolahku. Hal ini membuat ayah membencinya. Bukan benci tetapi ayah tidak pernah peduli denganku. Ayah lebih mementingkan anak orang lain dari pada anaknya. Memang aku mempunyai kelemahan. Aku tidak sama seperti anak-anak yang lain. Ini adalah kekuranganku yang membuatku semakin lemah.
Hari kebanggaan untuk Firdaus! Nilai ulangannya kali ini paling terbaik di kelasnya. Firdaus segera pulang ke rumah dan menunjukan kepada ayah dan ibunya. Ibunya sangat bangga sekali dengannya. Namun, sang ayah selalu membuatnya kecewa. Ayah berkata kepadaku saat aku menunjukannya kepadanya tentang nilaiku.
“Kamu kan sekolah swasta, pantas saja jika nilaimu bagus. Karena anak swasta itu berbeda dengan anak negeri,” ucap ayahnya.
Kenapa semua orang selalu berpikir, jika sekolah swasta itu selalu di pandang buruk olehnya. Karena sekolah swasta lebih banyak anak nakalnya. Tetapi menurut penglihatanku sekolah swasta dan negeri itu juga sama. Semua sekolah ada anak nakalnya dan itu tergantung pada kitanya saja terpengaruh atau tidaknya. Sekolah swasta bayar dan sekolah negri pasti tidak semuanya gratis. Mungkin hanya fasilitaslah yang membedakannya. Dan untuk sukses tidaknya seorang anak itu tergantung kita bisa menerima ilmu yang di sampaikan guru kepada kita tidak?
Dikediamannya di dalam kamar sederhananya dia menangis walau tak terdengar. Dia sedih tak mempunyai kasih sayang kedua orang tuanya dengan lengkap. Dia ingin sekali berkata walaupun dia tak dapat berkata kepadanya.
“Aku anak siapa? Kenapa orang orang di sekitarku mereka terlihat tidak suka denganku? Apa aku bukan anak mereka? Kenapa ayah lebih sayang anak orang lain dari pada aku? Apa benar ayah bukan ayah kandungku? Lalu siapa ayah kandungku?” pertanyaan ini selalu menghantuiku dalam pikirku.
“Nak, kamu kenapa kok sedih gitu? Apa kamu memikirkan ayah?” tanya ibu yang menghampiriku.
Firdaus segera mengambil sebuah buku dan pensil.
“Ibu, sebenarnya ayah Firdaus siapa? Kenapa ayah tidak menyukai Firdaus? Kenapa ayah selalu memuji dia yang bukan anaknya? Kenapa bu?” tanya Firdaus yang di tulisnya di buku.
“Nak, ayah adalah ayah kandung kamu. Jadi, kamu jangan pernah berpikiran ayah itu bukan ayah kandung kamu ya. Mungkin ayah tidak mau memanjakan anaknya. Ayah ingin kamu bisa sukses melawan semua kelemahanmu. Ingan dulu ibu mengandungmu 9 bulan dan ketika kamu di lahirkan kamu tidak menangis. Ayah sempat khawatir jika kamu tidak selamat. Karena kamu terdiam dan tertidur pulas. Tetapi dokter berkata jika kamu terlahir dengan kekurangan. Ayah sedih dan menangis saat itu. Dia yang memberi namamu Firdaus. Agar kelak kamu menjadi anak sukses dimasa depan itu harapan ayah,” jelas ibu.
Firdaus dapat memahaminya dan dia menunjukan sesuatu pada buku gambarnya. Seorang anak, ibu dan ayah yang hidup bahagia dan saling menyayangi. Itulah keinginan Firdaus dia ingin mempunyai keluarga seperti teman-temannya yang selalu di perhatikan. Saat, ini di dalam masa hidupnya tidak ada percakapan antara Firdaus dan ayahnya. Mereka seperti orang lain yang tak saling mengenal. Seperti batasan jarak dan waktu. Entah sampai kapan akan berdiam diri seperti ini? Semua anak pasti menginginkan kasih sayang dan dukungan dari kedua orang tuanya. Namun, tidak dengannya dia masih bersyukur dapat melihat kedua orang tuanya bernafas. Dia berharap agar kelak dia akan memahami ayahnya.
Kini Firdaus telah beranjak besar. Tiada kata dan perbincangan diantara anak dan ayah. Dia memutuskan untuk berpamitan dan meminta ijin kepada kedua orang tuanya. Firdaus ingin pergi merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin berkerja keras, mencari ilmu, mengejar mimpinya untuk menjadi seorang lelaki yang tangguh dan kuliah di Jakarta. Dia ingin mandiri dan membiayai hidupnya sendiri tanpa merepotkan orang tuanya. Pada suatu malam, Firdaus pergi meninggalkan rumah dengan meninggalkan sepucuk surat.




Dear, Ibu Ayah
Maafkan Firdaus yang telah menyusahkan kalian sejak lahir. Firdaus hanya menginginkan kasih sayang kalian dan tidak lebih. Firdaus hanya ingin kelengkapan keluarga kita. Arti keluarga sesungguhnya. Firdaus ingin doa restu kalian, yah bu. Firdaus akan merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin mengenal dunia luar. Firdaus tidak ingin menjadi anak manja yang selalu merepotkan kalian. Ayah, jaga ibu baik-baik. Firdaus janji, Jika Firdaus menjadi orang sukses, Firdaus akan kembali kerumah untuk Ayah dan Ibu. Maafkan Firdaus yah, bu.
Firdaus
Sampai pada Jakarta, dia segera mencari sebuah penginapan untuk tempat istirahatnya sejenak. Perjuangannya telah dimulai dengan niat dan tekadnya adalah awal dari kesuksesannya. Anak indigo yang mempunyai imajinasi yang luas. Firdaus berkerja di sebuah kesenian lukis di Jakarta. Sejak kecil, dia suka sekali melukis. Lukisannya berhasil di pamerkan dan terjual dengan harga yang sangat mahal. Dan ini dapat membiayai kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta. Dia mengambil bidang seni lukis. Kemahirannya dalam melukis adalah masa depannya. Hingga suatu hari dia bisa membangun rumah di Jakarta dan memiliki satu mobil. Semua ini dilakukannya untuk ayah dan ibunya.
Tidak terasa sudah tiga Tahun dia meninggalkan ayah dan ibunya tanpa kabar. Rasa kangen itu ada, hingga dia menangis di suatu malam. Kapan aku dapat bertemu mereka? Dalan perjuangannya tiga tahun tidak sia-sia membuahkan hasil terindah. Ya, ini adalah hal yang tepat. Firdaus ingin menjemput ayah dan ibunya untuk tinggal bersamanya di Jakarta. Dia segera menjemputnya di desa.
“Tok.. Tok.. Tok.., Tok.. Tok.. Tok..,” satu dua tiga kali dia mengetuk pintu rumahnya namun tak ada yang membukanya. Kemana ibu dan ayah? Firdaus membuka pintu rumahnya yang tak terkunci. Seisi rumah kosong!
“Ayah, ibu kalian dimana?” teriaknya taka da seorang pun yang mendengar.
“Firdaus, kamu sudah besar nak, kamu pasti mencari ayah dan ibumu ya? Mereka sudah tidak tinggal di sini. Katanya sih, ibu kamu sakit. Dia mencarimu, hingga dia menjadi stress dan gila. Lalu dia pergi bersama ayahmu, karena rumah ini telah di kosongkan oleh juragan ikan atas utang ibumu yang di buat untuk biaya sekolahmu dulu,” jelas seorang ibu di desa itu dia adalah bibi inem.
“Ibu, ayah,” lirihnya dalam batinnya.
Tetesan air mata pun mengalir membasahi wajahnya. Dia tidak tau lagi apa yang harus di lakukanya. Firdaus akan segera pergi dan berlari mencarinya. Hingga ke ujung pulau semerang pun dia akan mencarinya.
“Aku harus mencari ibu dan ayah. Kemana kalian berada? Firdaus kangen yah, bu. Jangan tinggalkan Firdaus,” batinnya. Dia mencari di sekeliling desa hingga ke kota-kota terdekat.
“Teddddd...,”
“Asstagfirullah,” batinnya segeralah turun dari mobil dan melihat siapa yang telah hamper di tabraknya.
“Ibu, Ayah,” Teriaknya dalam hatinya. Sangat senang sekali akhirnya dia dapat menemukan ibu dan ayahnya. Dia sedih melihat kondisi ibu.
“Anakku, anakku kau kembali, yeee,” sorak ibu yang bertingkah laku aneh.
Ayah pun shock melihatku dengan mobilku. Firdaus pun mengajak ayah dan ibu untuk masuk kedalam mobil dan membawanya di rumahnya. Segeralah dia menjelaskan kepada ayahnya. Dia mengambil sebuah kertas dan bulpoin.
“Yah ada apa yang sebenarnya terjadi dengan ibu dan ayah. Maafkan Firdaus yah yang telah pergi tanpa kabar. Firdaus hanya ingin membuktikannya kepada ayah. Sekarang Firdaus sudah menjadi seperti yang ayah inginkan. Maukah ayah tinggal bersama Firdaus di Jakarta di tempat baru kita yah, Firdaus janji akan mengobati ibu hingga sembuh, Firdaus rindu kalian,” Tulisnya dan di kasihnya kepada sang Ayah.
Ayah pun membaca tulisannya. Dia sangat senang melihatnya. Akhirnya dia tau arti dari semua ini.
“Nak, maafkan ayah. Jika dulu ayah bersikap itu kepadamu. Karena ayah ingin kamu menjadi orang yang ayah lihat ini. Ayah bangga kepada kamu. Ibu sakit dan mengalami gangguan strees tapi dia masih bisa di sembuhkan jika bertemu dengan kamu. Ayah ingin kamu bisa menyembuhkan ibumu. Ayah tidak menginginkan banyak darimu. Ayah hanya menginginkan kamu sukses nak seperti sekarang,” jelas ayah kepadaku.
Aku senang ayah akhirnya berbicara kepadaku. Ayah mengatakannya setelah bertahun tahun aku menunggunya dan sangat menginginkan suasana keluarga yang sesungguhnya. Inilah mimpiku bahagia hidup dengannya. Dari segala pelajaran yang aku petik menempuh perjalanan hidupku adalah sebuah kesabaran dan usaha. Aku bersabar menunggu hingga waktunya ayah akan berbicara kepadaku. Aku akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik seperti yang ayah inginkan.
Hidup itu perlu di pahami dan di maknai artinya. Jika kita tidak mempunyai tujuan dari hidup. Maka, masa depan pun akan suram. Mimpi adalah sebuah harapan menuju masa depan. Katakanlah kepada dunia tentang mimpi mimpimu. Lihat lah dari balik cermin di sana mimpimu akan tergambar. Jangan pernah merasa takut. Mungkin kekurangan yang membuat kita lemah. Mungkin kau lelah. Lawanlah dengan semua keberanianmu dan kelebihan yang kau punya itu akan menyempurnakanmu walau kau bukanlah yang sempurna dari segalanya. Hanya ada satu pilihan dalam hidup maju atau mundur. Dan kau akan menemukan arti mimpi dan hidup sesungguhnya yang kau cari. Katakanlah kepadanya “Sang Mimpi”.

Follow ig : elfiragustin21, elfiragustin_
Twitter : @elfiragustin21
Happy reading dan ikuti terus ya cerita-cerita aku ^_^

Selasa, 28 Juni 2016

Cerpen Cinta 2016


Mencintai Bukan Untuk Dicintai
Elfira Agustin

            Di sebuah kamar sederhana yang menyimpan banyak cerita untuk seorang wanita tempat dia bertahta. Kamar adalah sebuah objeck pertama untuk seorang wanita dalam memilih sebagai tempat menyendiri. Berawal dari hujan dengan suara rintik-rintiknya membawa diri seorang wanita terluka hingga membasahi seluruh tubuhnya. Alunan musik yang berputar menghiasi malam yang berpeluk rindu. Dalam doa ku menginginkannya bukan untuk di cinta.
            Aku bukanlah wanita yang sama seperti mereka yang mudah jatuh cinta oleh seorang pria. Aku terlalu mencintainya sampai aku sadar cinta itu membawa luka. Tapi yang aku tau cinta itu adalah anugerah yang datang dalam jiwa. Itu menjadi alasan kalau cinta itu indah saat mereka merasa bahagia.
            Sampai suatu hari aku menemukan jalan untuk bertahta. Pertemuan yang terjadi di sebuah ruangan yang ramai dengan awal percakapan yang konyol. Pria itu telah membuka mataku, bahwa tidak semua pria sepertinya. Karena dengan karakternya mengenal seorang wanita di hadapannya. Dihatiku berkata, “Akankah aku mengenal cinta? Akankah aku mampu membukakan hatiku untuk orang lain?” pertanyaan itu yang tanpa arti tak pernah terjawabkan olehku. Hanya dentingan waktu yang mampu menjawabnya.
            Seolah aku telah lupa akan hari-hari yang tak terbiasa melintas. Hari itu, ini, besok dan selanjutnya hingga cinta itu tau dimana arah jalan pulangnya. Mungkin cintaku tersesat pada jalan yang kelam. Sampai aku lupa oleh canda tawanya sebuah persahabatan yang masih utuh dan selamanya akan selalu ada.
            Pertemuan itu memulai kembali percakapan yang membosankan. Chatting dengan adanya sebuah topik tanpa terpikirkan kata-kata. Hingga kita mampu mengenal satu sama lain. Berawal dari pergaulan yang memberanikanku untuk mulai mengenalnya. Di kala wajahnya terlintas dengan senyuman indah. Sapaan manjanya yang membuatku terpanah. Tatapan matanya setajam pisau. Bibirnya yang memudarkan sajak-sajak aku ingin berpuisi. Jejaknya yang selalu ku kenang bersama memori pertemuan singkat ini.
            Sampai aku berharap tiada ujung hentinya kita di pertemukan oleh satu titik topik. Rayuannya yang membuatku meleleh. Genggamannya seakan tak mau kehilangan. Mungkin aku mengenal hujan yang berjatuhan dengan pelangi siang sebagai wadah cinta yang mulai bergairah. Sampai pada akhirnya aku bertanya kembali dari dalam hatiku yang amat dalam, “Apakah aku dapat membuka hati untuk seorang pria yang mampu membuatku jatuh hati? Apakah cinta itu berada pada orang yang benar?” Cinta tak pernah salah ataupun benar. Karena cinta hanyalah anugerah yang datang dari jiwa yang tulus.
            “Apakah aku berdosa telah mencintainya diam-diam,” pertanyaan itu muncul lagi ketika aku mengingat bahwa sebagian besar cintaku semata hanya  untuk Allah swt. Katika bibir tak mampu berkata, hanya doa yang menjelma. Ketika bibir telah lelah untuk mengataknya, hanya tulisan indahku yang menjadi sebuah kenangan kita. Ketika seseorang menginginkan sebuah tokoh di novel. Tapi karakter mereka yang telah di pilihkan dan bukan memilih. Karena ketika kita di pilihkan selalu ada kata tidak akan bisa mencintai bila cinta tidak dari kedua hati yang saling menumbuhkan hati.
            Sampai suatu ketika ayah berkata kepadaku, “Apakah kamu sudah punya pacar? Siapa pacarmu? Siapa orang yang kau cintai? Kenalkan kepada ayah,” Mendengarnya membuatku terdiam. Tak menjawabnya, hanya dengan senyuman yang mampu ku pancarkan untuk lelaki hebat sepertinya. Yang selalu ada dalam setiap langkahku berpijar, yang selalu menjadi pelukku saat tetesan air mata membasahi seluruh tubuhku. Dia adalah lelaki terhebat dalam hidupku, Ayah.
            Petikan gitarmu yang mengawali getaran hatiku. Suara indahmu yang selalu ku dengar. Alunan musikmu yang sering ku putar. Menunggu sebuah ponsel balasan darimu, sampai semuanya hanya menjadi angan-angan mimpi. Dan semua tentangmu masih ku ingat di hati. Tatapan matamu seolah mengawali sebuah cerita kita saat itu. Satu, dua, tiga, bulan bahkan setelah satu tahun aku telah mengenalmu cukup jauh. Hingga diam-diam aku melihat semua akun sosmedmu.
            Semua sosmedmu ingin rasanya ku pegang. Kenyataannya aku menemukan masa-masa kecilmu yang amat lucu dan menggemaskan. Tapi kamu tak pernah mengetahuinya. Perempuan yang mempunyai cinta yang tulus itu tak pernah mengungkapkannya kepadamu. Apa karena gengsi diantara kita? Mencintai diam-diam bukan untuk dicintai walaupun kita tau resikonya. Pasti diantara kita harus terima  jika suatu saat ada yang terluka. Ya, terluka karena hati kita tak dapat memiliki cinta yang suci itu.
            Ku jalani hari-hari sendiri dengan duniaku. Sampai aku tiada ujungnya belajar untuk amesia. Saat ketemu kamu wajahku yang memerah, memendam malu dan rindu yang amat dalam. Sungguh menyakitkan, pria itu hanya bertanya-tanya. Apa yang telah terjadi? Ya, dia benar-benar tidak peka pada lingkungannya. Tapi bukannya tidak peka, pria itu tau. Namun, dia tidak mau jika wanita yang telah di anggapnya sahabat itu akan sakit hati. Jika tau sebenarnya pria itu suka sama temanku sendiri.
            Mendengar kabar tentang itu, aku memutuskan untuk menjauh darinya. Antara malu, dan rasa gengsi yang amat besar bagi wanita sepertiku untuk mengungkapkan perasaan ini yang tiada ujungnya. Aku harus berusaha tersenyum, mengisi hari-hari tanpamu. Walau aku tau disini masih ada sahabat tercintaku yang selalu ada untukku dan membuatku tersenyum setiap saat. Aku juga melihatmu disana yang tertawa, tersenyum bahagia bersama kawan-kawanmu. Itu sudah cukup buatku kalau kamu masih baik-baik saja disana. Aku masih punya ayah yang begitu menyayangiku. Keluarga yang masih utuh, dan masih bersyukur jika hari ini aku masih di beri nafas hidup untuk melihat semua orang-orang yang kusayangi.
            Padahal aku gak tau jika di luar sana masih banyak teman-temanku, sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku, dan semua manusia di muka bumi ini yang jauh dari sempurna. Mereka anak yang seumuranku masih membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Dimana dia menjelang masa puber, yang masih labil-labilnya. Tapi dia harus berjuang dan menjalani hidup sendiri karena dia hidup tanpa kedua orang tua yang sudah pergi entah kemana. Karena mereka sudah bahagia di sisi Allah. Setidaknya aku juga harus berpikir bagaimana kehidupan di luar sana. Bagaimana susahnya orang yang tidak punya orang tua. Mereka pasti jauh lebih baik dariku.
            Inilah hidup terkadang kita tidak tau harus memilih jalan yang mana. Karena mungkin semua manusia punya perasaan. Perasaan cinta yang gak pernah bisa di lawan. Mencintai satu orang yang special hingga menolak semua orang yang mendekatinya hanya karena ada rasa. Sampai pada akhirnya menyesalah sudah tiada ujungnya. Kita harus belajar lagi lebih dalam di antara bintang-bintang yang lebih baik. Di sana rasi bintangku dan rasi bintangmu menanti. Diatas langit yang jauh dari planet bintang. Aku belajar mencintai seseorang tanpa harus di cintai dengan rasa di lubuk hatiku yang tiadaa ujungnya jalan. Hingga kau tau dimana kau harus pulang.
           
Aku mencintai bukan untuk dicintai
            Mencintaimu adalah anugerah jiwa
            Menyayangimu adalah kehendak cinta
            Belajar melupakanmu adaalah caraku
            Pertemuan yang tiada ujungnya akan berpisah
            Inilah cinta yang tak saling memiliki
            Dua hati yang tak mungkin bersatu
            Hingga kau tau…
            Dimana jalan kau harus pulang untuk cinta
            Salam dari negeri cinta di sabrang samudra…

Cerpen Cinta Romantis Terbaru


Kado Terinda Untuk Cinta
Elfira Agusstin

            Malam itu aku melihat bintang yang masih tersenyum di atas langit yang membentang luas. Diantara lampu manik-manik yang indah, jalanan yang ramai, mobil-mobil serta motor yang berjajar-jajar di jalanan membuat kemacatan pada malam itu. Aku teringat akan hari special saat itu. Hari itu adalah hari ulang tahunnya. Pria yang selalu kuingat dalam benakku. Pria yang selalu mengisi hari-hari kekosonganku. Aku melihat di kalender handphoneku. Tepat besok pagi adalah hal yang harus menjadi moment indah saat aku bertemunya dan memberikan kado untuk cintaku. Malam ini aku harus mengucapkannya lebih dulu dari semua orang terdekatnya.
            Aku berjalan malam-malam.. mencari angkotan umum kesana-kemari. Tak ada satupun yang kutemui. Hanya sekedar gojek yang sekarang lagi maju-majunya. Terpaksa aku menaiki gojek itu. Dan aku berkeliling kota ini, menuju ke satu tempat hingga ke tempat lainnya. Malam mulai larut. Perjalanan malam ini tidak sia-sia. Di depan halte aku telah membawa hado terindah untuknya. Dalam hati aku merasa senang bisa menjadi seseorang yang special saat ku berikan kado ini untuknya.
            Terdengar rintik-tintik hujan yang telah berjatuhan ke bumi. Hingga mengguyur semua jalanan menjadi subur dan basah. Hujan ini adalah anugerah tuhan, dan nikmat atas segala syukur yang di berikan kepada umatnya. Tanpa adanya hujan, manusia mungkin akan mati kekeringan di telan bumi. Aku yang masih bertedu di bawah jembatan, di halte bus. Menunggu kndaraan umum untuk menuju pulang kerumah. Hujan yang semakin deras, membuat seluruh tubuhku menggigil kedinginan. Bajuku yang mulanya kering, kini juga ikut terguyur hujan.
            Kado terindah untuk cinta yang berusaha ku jaga dengan erat. Kini menjadi basah. Petir yang mulai berkumandang menyambar ke bumi. Aku gak tau malam petaka apa ini. Hingga membuat jalanan menjadi bandir terguyur hujan. Memang seharusnya malam ini adalah malam kebahagiaan. Hujan yang membawa senyuman. Tiba-tiba datang dengan amarah. Akhirnya ku temukan cahaya dari balik-balik keramaian. Cahaya seorang gojek yang mau mengantarkanku pulang ke rumah. Karena sudah terlalu larut malam. Tidak pantas untuk seorang gadis sepertiku.
            Akhirnya aku telah tiba di rumah tepat pukul 22.30 wib. Ku lihat rumah yang mulai terkunci. Bagaimana aku harus masuk kerumah mencari cela-cela di sisi kamarku. Memanjat, masuk melewati jendela. Mungkin semua orang sudah tidur dalam mimpi nyenyaknya. Aku segera masuk kamar dan mengganti pakaian yang basah dengan yang kering. Segera ku taruh kado itu di depan kipas angin, agar besok bisa ku bawa ke sekolah. Dan dapat ku kasihkan kepadanya. Beberapa jam lagi aku harus mengucapkannya. Aku harus menjadi orang pertama untuknya.
            Ku pajang handphone di depanku. Selalu ku lihat ponselku kabar darinya. Sambil ku mengeringkan kadonya semalam ini. Ku siapkan untuk mengedit fotonya dengan bertuliskan “Happy Brithday Cinta”. Sampai kau tau berapa besar caraku mencintaimu. Karena aku harus mencari-cari kado di malam hari, hujan-hujanan, masuk rumah diam-diam melalui sela-sela jendela, hingga basah kuyub masih ku sempatkan menjaga kado untukmu. Dan berharap besok adalah pagi petaka yang membawa kebahagiaan untuk kita berdua. Setidaknya aku sudah menunjukan pengorbananku demi mendapatkan kado terindah untukmu.
            Tiba-tiba ponselku berbunyi dan kulihat ada chatting dari seseorang. Aku sudah menduga jika itu adalah kamu yang akan mengingatkan kalau hari esok adalah ulang tahunmu. Tapi saat ku buka, itu adalah chatting dari sahabatku. Seketika dugaanku salah. Ku baca chatting dari sahabatku yang mungkin dia ingin memberi sesuatu penting.
Sahabatku : “Kamu dari mana aja? Kok dari tadi di telpon sibuk mulu?”
Aku : “Maaf aku tadi lagi sibuk, jadi gak sempet lihat-lihat handphone, apalagi ini hari hujan,”
Sahabat : “Oalaha, yaudah gak papa, aku cuma mau bilang kalau ada pr. Dan tadi aku kira kamu gak akan ngerjain pr kalau udah sibuk. Yaudah aku bikini sekalian aja, jadi kamu gak perlu khawatir untuk di hukum karena lupa tidak mengerjakan pr,”
Aku : “Oh iya, aku lupa. Ya ampun say makasih banget ya, yaudah ya besok lagi kita bahas, aku udah mau tidur nih ngantuk, bye,”
Sahabat : “Yaudah bye, nice dream,”
Aku : “Nice dream too,”
*Berakhir.
            Maaf aku sengaja berbohong. Batinku dalam hati merasa tidak enak dengan sahabatku sendiri. Aku melakukan ini karena aku nggak mau kalau sampai kamu tau aku hujan-hujan demi untuk mendapatkan kado untuk pria yang ku cintai. Mungkin kau akan marah saat ku katakan itu. Jadi lebih baik ku ceritakan besok saja. Semalam ku menunggu sambil mengantuk-ngantuk. Menyiapkan kata-kata untuknya yang sangat puitis dan romantis agar suasana tampak beda walau di dalam chatting.
            Melihat jam telah memasuki tepat pukul 12.00 wib. Aku segera membuka ponselku dan ku cari-cari namanya. Segera ku pasang profilnya di profilku. Segera ku ucapkan sepatah demi sepatah cinta happy birthday. Kau membalasnya dengan senyum serta tak lupa ucapan terima kasih. Senang sekali hatiku, dan tak sia-sia aku begadang malam ini untuk mendapat perhatiaanmu. Walau sangat singkat percakapan kita muda berakhir.
            Segera aku tertidur lenyap karena besok aku harus bangun pagi untuk memberikan kado ini untuknya. Tepat pagi-pagi aku bangun. Ketika matahari mulai terbit dari sebelah timur. Dan cahaya kilau kuning pagi telah menyapaku dengan ramahnya. Segera aku pergi dan membawa kado untuknya.
            Pagi itu terjadi aku memberikan kado kepadanya lebih dulu. Dia menatapku dan mengucapkan terima kasih, dia memberiku senyuman pagi yang luar biasa. Hati semakin deg.. degkan saat berada di sampingnya. Inilah cinta yang sangat indah. Aku berteriak-teriak kegirangan. Hingga loncat-loncat, tak peduli apa kata orang. Yang penting hari ini aku bahagia. Usaha malam itu tidak terjadi sia-sia. Dan membuahkan hati bercinta.
            Satu jam kemudian, aku yang sedang asyik tertawa bersama temanku. Ku lihat satu pemandangan yang tak asing bagiku. Ku lihat ada seseorang yang sedang ku kenali. Dia berjalan dengan seorang wanita yang begitu amat cantik. Jauh lebih cantik dariku. Aku mencoba mendekati mereka tanpa mengganggunya. Dari balik tembok ku lihat mereka begitu sangat mesra. Ku mencoba memberanikan diri untuk menghampirinya dan menanyakan hal itu kepadanya. Dan apa yang terjadi aku harus terima dengan kenyataannya. Bahwa aku hanyalah teman dan gak lebih.
Aku : “Kakak pacaran sama dia?”
Kakak cinta : “Iya dek ini kenalkan pacar kakak,”
Pacarnya : “Hai, salam kenal,”
Aku : “Oh iya, salam kenal juga,”
Aku : “Yaudah ya kak aku duluan, langgeng ya kak, bye,”
Kakak dan pacarnya : “Iya bye,”
            Sejak saat itu aku tak lagi memunculkan tampanku di depannya. Aku malu sekali saat ini. Jatuh cinta pada orang yang salah. Jatuh cinta pada kekasih orang. Sungguh sakit hatiku hancur berkeping-keping. Tangisanku seolah menjerit seperti malam petaka waktu itu. Hujan yang datang bersama petir yang tajam. Hingga menggoreskan luka di hatiku. Yang awalnya ku kira akan membawa kebahagiaan. Ternyata semua dugaanku salah. Dan aku benar-benar bodoh! Tolol! Sekali lagi aku sangat malu. Di secret ganden itu aku menghabiskan waktuku sangat lamaa dan menangis sepanjang taman yang indah ini.
            Sahabatku yang mencariku kemana-mana tak menemukanku. Hingga dia melihat seorang wanita yang sedang bersendiri mirip seperti sahabatnya. Dan terdengat isakannya, dia mencoba mendekat dan melihat jika itu adalah aku. Dia memeluku dengan erat. Dia menanyakan kepadaku. Dan aku berusaha jujur untuk menjelaskannya kepadanya. Sambil ku curahkan seluruh hatiku kepadanya. Dari pada aku harus memendamnya sendiri itu sangat sakit. Dia juga memahamiku. Untungnya saja dia tidak marah padaku. Karena malam itu aku telah di butakan cinta yang bodoh! Aku telah melupakan tugasku dan sahabatku. Aku bersyukur masih ada sahabatku yang sangat menyayangiku. Aku memeluknya dia berusaha membuatku tersenyum pagi ini. Walau hatiku hancur, aku masih bisa tersenyum dalam tangis.
            Aku tau saat ini. Kado terindah itu adalah sahabatku.
            Setidaknya aku berpikir kalau di dunia ini masih ada kado yang lebih indah. Dari segala kado ulang tahun cinta. Kado terindah pagi itu adalah kebersamaan kita yang selalu tersenyum dan tidak memendam perasaannya sendiri. Aku merasa lega walaupun dia tidak tau isi hatiku, tapi ada seseorang yang jauh lebih tau tentang cinta.

Sahabat adalah kado terindahmu
Disaat saat kau terpuruk dan jatuh
Kau akan segera bangkit dengan semangat
Kau padamkan api dengan sepercik air
Walau sesaat aku telah membuat kebohongan besar
Kau masih menerimaku apa adanya
Oh, sahabat terima kasih semuanya..

Salam untuk semua sahabat tercintaku J