Rabu, 13 Juli 2016

Kumpulan cerita mimpi 2016


Katakanlah Mimpimu
Elfira Agustin

Lelah menjalani hari yang sama, hari hari yang terulang. Orang orang dewasa dan orang tuaku terus menanamkan mimpi yang terbatas untukku. Karier nomor satu di masa depan adalah bekerja di pemerintah? Ini bukan pemaksaan untuk mimpi. Melempar bola dengan cepat kearah pembuangan waktu yang di gunakan untuk sesi belajar malam. Memberontak terhadap masyarakat neraka, mimpi adalah pengampunan khusus. Tanyakan kepada dirimu sendiri tentang impianmu. Menjadi subjek utama dalam hidupmu yang selalu di tekan. Bagaimana dirimu yang kau impikan? Siapa yang kau lihat di cermin? Aku harus mengatakan. Pergilah melalui jalanmu, bahkan jika kau hanya hidup untuk satu hari. Lakukan sesuatu, buang semua kelemahanmu.
Tiga belas tahun yang lalu. Firdaus terlahir dari dalam Rahim ibunya. Ini sangat memprihatinkan. Ketika dia terlahir di dunia, tak dapat berkata. Dia terlahir dengan keadaan cacat dan kekurangannya.
Satu tahun yang lalu. Firdaus akan memasuki sekolah menengah pertama. Ibunya yang menyayanginya, sangat membanggakannya. Namun, sang ayah berbeda dengan ibu. Ayah selalu menyukai dan menyayangi anak dari saudaranya. Firdaus yang dibanggakan kini tak seperti dugaan ibu dan apalagi sang ayah. Firdaus tidak bisa memasuki sekolah negeri karena nilainya yang minim. Sedangkan anak kebanggaan ayah dapat masuk ke sekolah negeri kawasan sekolah menengah pertama negeri tiga. Ayah tidak mau menyekolahkanku, jika aku tidak bisa masuk negeri. Aku sempat menangis. Tetapi ibu yang tak mau anaknya berhenti untuk bermimpi. Maka, ibu berkerja keras untuk membiayai sekolahku. Hal ini membuat ayah membencinya. Bukan benci tetapi ayah tidak pernah peduli denganku. Ayah lebih mementingkan anak orang lain dari pada anaknya. Memang aku mempunyai kelemahan. Aku tidak sama seperti anak-anak yang lain. Ini adalah kekuranganku yang membuatku semakin lemah.
Hari kebanggaan untuk Firdaus! Nilai ulangannya kali ini paling terbaik di kelasnya. Firdaus segera pulang ke rumah dan menunjukan kepada ayah dan ibunya. Ibunya sangat bangga sekali dengannya. Namun, sang ayah selalu membuatnya kecewa. Ayah berkata kepadaku saat aku menunjukannya kepadanya tentang nilaiku.
“Kamu kan sekolah swasta, pantas saja jika nilaimu bagus. Karena anak swasta itu berbeda dengan anak negeri,” ucap ayahnya.
Kenapa semua orang selalu berpikir, jika sekolah swasta itu selalu di pandang buruk olehnya. Karena sekolah swasta lebih banyak anak nakalnya. Tetapi menurut penglihatanku sekolah swasta dan negeri itu juga sama. Semua sekolah ada anak nakalnya dan itu tergantung pada kitanya saja terpengaruh atau tidaknya. Sekolah swasta bayar dan sekolah negri pasti tidak semuanya gratis. Mungkin hanya fasilitaslah yang membedakannya. Dan untuk sukses tidaknya seorang anak itu tergantung kita bisa menerima ilmu yang di sampaikan guru kepada kita tidak?
Dikediamannya di dalam kamar sederhananya dia menangis walau tak terdengar. Dia sedih tak mempunyai kasih sayang kedua orang tuanya dengan lengkap. Dia ingin sekali berkata walaupun dia tak dapat berkata kepadanya.
“Aku anak siapa? Kenapa orang orang di sekitarku mereka terlihat tidak suka denganku? Apa aku bukan anak mereka? Kenapa ayah lebih sayang anak orang lain dari pada aku? Apa benar ayah bukan ayah kandungku? Lalu siapa ayah kandungku?” pertanyaan ini selalu menghantuiku dalam pikirku.
“Nak, kamu kenapa kok sedih gitu? Apa kamu memikirkan ayah?” tanya ibu yang menghampiriku.
Firdaus segera mengambil sebuah buku dan pensil.
“Ibu, sebenarnya ayah Firdaus siapa? Kenapa ayah tidak menyukai Firdaus? Kenapa ayah selalu memuji dia yang bukan anaknya? Kenapa bu?” tanya Firdaus yang di tulisnya di buku.
“Nak, ayah adalah ayah kandung kamu. Jadi, kamu jangan pernah berpikiran ayah itu bukan ayah kandung kamu ya. Mungkin ayah tidak mau memanjakan anaknya. Ayah ingin kamu bisa sukses melawan semua kelemahanmu. Ingan dulu ibu mengandungmu 9 bulan dan ketika kamu di lahirkan kamu tidak menangis. Ayah sempat khawatir jika kamu tidak selamat. Karena kamu terdiam dan tertidur pulas. Tetapi dokter berkata jika kamu terlahir dengan kekurangan. Ayah sedih dan menangis saat itu. Dia yang memberi namamu Firdaus. Agar kelak kamu menjadi anak sukses dimasa depan itu harapan ayah,” jelas ibu.
Firdaus dapat memahaminya dan dia menunjukan sesuatu pada buku gambarnya. Seorang anak, ibu dan ayah yang hidup bahagia dan saling menyayangi. Itulah keinginan Firdaus dia ingin mempunyai keluarga seperti teman-temannya yang selalu di perhatikan. Saat, ini di dalam masa hidupnya tidak ada percakapan antara Firdaus dan ayahnya. Mereka seperti orang lain yang tak saling mengenal. Seperti batasan jarak dan waktu. Entah sampai kapan akan berdiam diri seperti ini? Semua anak pasti menginginkan kasih sayang dan dukungan dari kedua orang tuanya. Namun, tidak dengannya dia masih bersyukur dapat melihat kedua orang tuanya bernafas. Dia berharap agar kelak dia akan memahami ayahnya.
Kini Firdaus telah beranjak besar. Tiada kata dan perbincangan diantara anak dan ayah. Dia memutuskan untuk berpamitan dan meminta ijin kepada kedua orang tuanya. Firdaus ingin pergi merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin berkerja keras, mencari ilmu, mengejar mimpinya untuk menjadi seorang lelaki yang tangguh dan kuliah di Jakarta. Dia ingin mandiri dan membiayai hidupnya sendiri tanpa merepotkan orang tuanya. Pada suatu malam, Firdaus pergi meninggalkan rumah dengan meninggalkan sepucuk surat.




Dear, Ibu Ayah
Maafkan Firdaus yang telah menyusahkan kalian sejak lahir. Firdaus hanya menginginkan kasih sayang kalian dan tidak lebih. Firdaus hanya ingin kelengkapan keluarga kita. Arti keluarga sesungguhnya. Firdaus ingin doa restu kalian, yah bu. Firdaus akan merantau ke Jakarta untuk mencari hidup yang sesungguhnya. Firdaus ingin mengenal dunia luar. Firdaus tidak ingin menjadi anak manja yang selalu merepotkan kalian. Ayah, jaga ibu baik-baik. Firdaus janji, Jika Firdaus menjadi orang sukses, Firdaus akan kembali kerumah untuk Ayah dan Ibu. Maafkan Firdaus yah, bu.
Firdaus
Sampai pada Jakarta, dia segera mencari sebuah penginapan untuk tempat istirahatnya sejenak. Perjuangannya telah dimulai dengan niat dan tekadnya adalah awal dari kesuksesannya. Anak indigo yang mempunyai imajinasi yang luas. Firdaus berkerja di sebuah kesenian lukis di Jakarta. Sejak kecil, dia suka sekali melukis. Lukisannya berhasil di pamerkan dan terjual dengan harga yang sangat mahal. Dan ini dapat membiayai kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta. Dia mengambil bidang seni lukis. Kemahirannya dalam melukis adalah masa depannya. Hingga suatu hari dia bisa membangun rumah di Jakarta dan memiliki satu mobil. Semua ini dilakukannya untuk ayah dan ibunya.
Tidak terasa sudah tiga Tahun dia meninggalkan ayah dan ibunya tanpa kabar. Rasa kangen itu ada, hingga dia menangis di suatu malam. Kapan aku dapat bertemu mereka? Dalan perjuangannya tiga tahun tidak sia-sia membuahkan hasil terindah. Ya, ini adalah hal yang tepat. Firdaus ingin menjemput ayah dan ibunya untuk tinggal bersamanya di Jakarta. Dia segera menjemputnya di desa.
“Tok.. Tok.. Tok.., Tok.. Tok.. Tok..,” satu dua tiga kali dia mengetuk pintu rumahnya namun tak ada yang membukanya. Kemana ibu dan ayah? Firdaus membuka pintu rumahnya yang tak terkunci. Seisi rumah kosong!
“Ayah, ibu kalian dimana?” teriaknya taka da seorang pun yang mendengar.
“Firdaus, kamu sudah besar nak, kamu pasti mencari ayah dan ibumu ya? Mereka sudah tidak tinggal di sini. Katanya sih, ibu kamu sakit. Dia mencarimu, hingga dia menjadi stress dan gila. Lalu dia pergi bersama ayahmu, karena rumah ini telah di kosongkan oleh juragan ikan atas utang ibumu yang di buat untuk biaya sekolahmu dulu,” jelas seorang ibu di desa itu dia adalah bibi inem.
“Ibu, ayah,” lirihnya dalam batinnya.
Tetesan air mata pun mengalir membasahi wajahnya. Dia tidak tau lagi apa yang harus di lakukanya. Firdaus akan segera pergi dan berlari mencarinya. Hingga ke ujung pulau semerang pun dia akan mencarinya.
“Aku harus mencari ibu dan ayah. Kemana kalian berada? Firdaus kangen yah, bu. Jangan tinggalkan Firdaus,” batinnya. Dia mencari di sekeliling desa hingga ke kota-kota terdekat.
“Teddddd...,”
“Asstagfirullah,” batinnya segeralah turun dari mobil dan melihat siapa yang telah hamper di tabraknya.
“Ibu, Ayah,” Teriaknya dalam hatinya. Sangat senang sekali akhirnya dia dapat menemukan ibu dan ayahnya. Dia sedih melihat kondisi ibu.
“Anakku, anakku kau kembali, yeee,” sorak ibu yang bertingkah laku aneh.
Ayah pun shock melihatku dengan mobilku. Firdaus pun mengajak ayah dan ibu untuk masuk kedalam mobil dan membawanya di rumahnya. Segeralah dia menjelaskan kepada ayahnya. Dia mengambil sebuah kertas dan bulpoin.
“Yah ada apa yang sebenarnya terjadi dengan ibu dan ayah. Maafkan Firdaus yah yang telah pergi tanpa kabar. Firdaus hanya ingin membuktikannya kepada ayah. Sekarang Firdaus sudah menjadi seperti yang ayah inginkan. Maukah ayah tinggal bersama Firdaus di Jakarta di tempat baru kita yah, Firdaus janji akan mengobati ibu hingga sembuh, Firdaus rindu kalian,” Tulisnya dan di kasihnya kepada sang Ayah.
Ayah pun membaca tulisannya. Dia sangat senang melihatnya. Akhirnya dia tau arti dari semua ini.
“Nak, maafkan ayah. Jika dulu ayah bersikap itu kepadamu. Karena ayah ingin kamu menjadi orang yang ayah lihat ini. Ayah bangga kepada kamu. Ibu sakit dan mengalami gangguan strees tapi dia masih bisa di sembuhkan jika bertemu dengan kamu. Ayah ingin kamu bisa menyembuhkan ibumu. Ayah tidak menginginkan banyak darimu. Ayah hanya menginginkan kamu sukses nak seperti sekarang,” jelas ayah kepadaku.
Aku senang ayah akhirnya berbicara kepadaku. Ayah mengatakannya setelah bertahun tahun aku menunggunya dan sangat menginginkan suasana keluarga yang sesungguhnya. Inilah mimpiku bahagia hidup dengannya. Dari segala pelajaran yang aku petik menempuh perjalanan hidupku adalah sebuah kesabaran dan usaha. Aku bersabar menunggu hingga waktunya ayah akan berbicara kepadaku. Aku akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik seperti yang ayah inginkan.
Hidup itu perlu di pahami dan di maknai artinya. Jika kita tidak mempunyai tujuan dari hidup. Maka, masa depan pun akan suram. Mimpi adalah sebuah harapan menuju masa depan. Katakanlah kepada dunia tentang mimpi mimpimu. Lihat lah dari balik cermin di sana mimpimu akan tergambar. Jangan pernah merasa takut. Mungkin kekurangan yang membuat kita lemah. Mungkin kau lelah. Lawanlah dengan semua keberanianmu dan kelebihan yang kau punya itu akan menyempurnakanmu walau kau bukanlah yang sempurna dari segalanya. Hanya ada satu pilihan dalam hidup maju atau mundur. Dan kau akan menemukan arti mimpi dan hidup sesungguhnya yang kau cari. Katakanlah kepadanya “Sang Mimpi”.

Follow ig : elfiragustin21, elfiragustin_
Twitter : @elfiragustin21
Happy reading dan ikuti terus ya cerita-cerita aku ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar