‘Adakah
Waktu Untuk Ibu ?’
Elfira
Agustin
‘Ketika
waktu memisahkan kita, jarak dekat ku inginkan bersamamu. Walau kau tak
menginginkan waktuku bersamamu, karena kesibukanmu yang tak terhitung. Ketika
aku mencari perhatianku kepadamu, kau tak menginginkan rasa itu lagi. Aku
menyadari kesibukanmu, tapi hendaklah kau mengingatku sejenak untuk meluangkan
sedikit waktumu untukku.’ Rasa rindu seorang Ibu kepada anaknya untuk sedikit
meluangkan waktunya bersamanya.
Alkisah
seorang mahasiswa perguruan tinggi di Surabaya, dia bernama Iqbaal berusia 19
tahun yang mempunyai segudang kesibukan. Di akhir kariernya yang sedang
meledak, dan banyaknya kegiatan yang di ikutinya, membuat dirinya tak bisa
meluangkan sedikit waktunya dirumah. Iqbaal tinggal bersama Ibunya. Ayahnya
yang telah meninggal sejak masa kecilnya dan ibunya yang menafkahinya hingga
Iqbaal kuliah. Namun karena kepandaihannya dia mendapat beasiswa untuk kuliah
gratis semester pertama. Dia adalah anak satu-satunya kebanggaan Ibunya. Tak
mempunyai keluarga lain atau saudara karena ibu sudah terbiasa hidup mandiri
menafkahiku. Saudara? Sudah bertahun-tahun ini aku dan Ibu tak pernah melihat
saudara ibu atau pun saudara dari ayah. Hidup kita yang sederhana di pandang
lain olehnya. Sejak kakek dan nenek meninggal semua keluarga besar bubar! Tidak
ada yang namanya saudara dalam hidupku! Yang ku kenal hanyalah teman baik di
kampusku. Tetapi aku lebih asyik hidup sendiri di kediamanku bersama ibu.
Ketika
itu Iqbaal yang sedang asyik menikmati hari liburnya di rumah. Menonton tv sambil
memainkan gadgetnya. Channel tv Tom and Jerry film kesukaannya.
“Iqbaal
lihat deh hp ibu,” Ucap ibu yang menghampiriku duduk di sampingku.
“Sama
enggak sama hpnya Iqbaal?”Jawab Iqbaal sambil melirik kearah Ibu.
“Iya
dong, ibukan beli baru,”Kata ibu sambil tersenyum melihat hp barunya.
“Hmm…
tapi Baal ibu bingung nih, cara nyalainnya gimana?”Gumam ibu sambil melihat dan
membolak-balik hpnya.
“Lihat
di sini ada tombol samping sebelah kanan trus pencet dulu, dan kalau buka kunci
di tombol ini juga,”Kata Iqbaal sambil menunjukkan tombol hpnya.
“Oh..
gitu! Gampang ya Baal ternyata,”Jawab Ibu sambil tersenyum.
Suatu
hari kehidupan Iqbaal berubah, ponsel miliknya tak hentinya berdering, semua
itu bermula sejak satu minggu yang lalu. Sejak Ibunya mempunyai smartphone
baru, awalnya Iqbaal hanya ingin supaya ia mudah menghubungi Ibunya. Namun,
setelah berjalannya waktu Ibu semakin menyebalkan. Tak jarang Ibu menelfon
untuk hal-hal yang tidak penting dan selalu menggangguku saat aku dirumah
dengan bertanya bagaimana cara menyimpan video masak dari internetlah, cara
mengedit gambar yang ia fotolah, bahkan hanya untuk mengganti wallpaper
smartphonenya saja ia bertanya kepadaku.
“Baal
ini ada yang harus kamu data ya, segera di data si bos minta datanya
secepatnya,”Ucap salah satu teman rekan kerjaku.
“Okee,”Jawabku
yang mulai mendata semua barang-barang yang baru datang.
Tiba-tiba
hp ponselku berdering…
“Ting…
Tung… Ting… Tung…,”
“Ibu..,”Lirihku
yang lalu mengangkat telpon dari Ibu.
“Hallo
iya bu ada apa?”Tanyaku ketika mengangkat telpon dari Ibu sambil menulis
datanya.
“Iqbaal
ibu kangen nih, kamu masih lama ya pulangnya? Kamu sedang apa baal? Sudah makan
apa belum baal?”Tanya Ibu.
“Iqbaal
lagi sibuk buk, iqbaal masih kerja, tadi sudah makan kok,”Jawab Iqbaal.
“Ohh…
yaudah deh baal nanti Ibu mau titip martabak di tempat biasa ya kalau kamu
sudah pulang, jangan lupa beliin ya baal,”Kata Ibu.
“Iya
bu, iqbaal mau kerja dulu ya bu,”Jawabku yang lalu ku tutup ponsel hpku.
“Tid..
Tiid… Tidd…,”
“Iqbaal..
Ibu kangen sama iqbaal, Ibu ingin kita bisa kumpul lagi kayak dulu,”Lirih Ibu
yang sedang memandangi foto Iqbaal yang ada di gallery hpnya.
Sore
pun tiba... Hari mulai menjelang malam, sunset yang terlihat indah dengan
semburat jingga yang mewarnai langit, seorang gadis yang terlihat cantik dan seorang
photographer yang mempersiapkan posisinya untuk mulai memotret.
“Ting…
Tung… Ting… Tung…,” Tiba-tiba suara hpku berdering lagi. Mungkin ini dari Ibu,
dan aku pun mulai mengangkatnya.
“Hallo…?”Kataku.
“Iqbaal
belum pulang ya? Titipan Ibu jangan lupa ya, Oiya Baal tadi ibu masak dan Ibu
lihat resep masakan di google tapi Ibu mau cari aplikasinya itu di mana ya Baal
nanti tolong bantuin Ibu ya Baal buat download aplikasinya,”Kata Ibu yang tak
hentinya bertanya kepadaku.
“Iya…
bu, Iqbaal masih motret jangan ganggu Iqbaal ya bu, bye,”Kataku tanpa basa-basi
langsung ku tutup ponsel hpku.
“Iqbaal
ini sudah siap kok belum dipotret sih,”Ucap gadis yang sedang berpose dengan
gayanya.
“Iya
bentar tadi Ibuku telpon,”Jawabku yang lalu segera memotret sunset dengan sang
model cantik. Aku segera ambil angel yang bagus untuk ku dapatkan hasil foto
yang keren.
***
Jam
telah menunjukan pukul 22.00 wib. Aku segera pulang ke rumah..
“Tok..
Tok.. Tok..,” Aku mengetuk pintu rumah.
“Iqbaal,”Ucap
Ibu.
Dengan
raut wajah yang sangat lelah, membuatku ingin segera berbaring ke ranjang
tidurku, mataku yang tak tahan lagi untuk melihatnya dan segeraku masuk untuk
menuju kamar kecilku tanpaku menghiraukannya.
“Baal
martabak Ibu mana? Kamu kok gak bawa apa-apa? Kamu lupa beliin martabak untuk
Ibu ya?”Ucap Ibu yang menagih martabak pesanannya kepadaku.
“Hmm…
Iqbaal lupa bu, tadi gak sempet beli, hari ini ada banyak yang harus di
kerjakan lain kali ya bu,”Lirihku yang telah tertidur di kamar kecilku tanpaku
lepaskan sepatu, tas yang ku lemparkan tanpa melihat arahnya, dan terdengar
suara kecil dari tidurku yang telah berada di dunia mimpi.
Lagi-lagi
Iqbaal lupa tak membelikan pesanan Ibunya. Tak hanya sekali dua kali dan bahkan
sudah berkali-kali Iqbaal selalu pulang larut malam, datang-datang pun langsung
tertidur tanpa melepaskan semuanya. Makananpun yang telah Ibu persiapkan untuk
makan malam bersamanya pun tak lagi ada Ibu tak nafsu untuk memakannya
sendirian tanpa Iqbaal. Ibu segera pergi ke kamar Iqbaal untuk merapikan
barang-barangnya yang berserakan di mana-mana, sepatunya yang di bantu oleh
Ibunya untuk melepaskannya dan menyelimutinya dengan sebuah kain hanyat di
tubuhnya.
“Kasihan
anakku… dia sangat kecapekan,”Lirih Ibu.
Betapa
besarya kasih sayang seorang Ibu dengan anaknya, perhatiannya yang tak kunjung
lepas, walaupun permintaannya tak pernah terwujudkan. Hatinya begitu tulus,
mencintainya dan menyayanginya. Tak lagi ada di dunia ini yang di milikinya
selain anak semata wayangnya itu.
Hari
pun mulai secerah hati seorang Ibu yang tak kenal lelah menyayangiku.
“Selamat pagi Baal,
anak Ibu yang ganteng sudah bangun,”Kata Ibu yang sedang mempersiapkan makanan
Iqbaal.
“Pagi..
Bu,”Jawabku sambil menebar senyuman kepada Ibu.
“Hmm…
roman-romannya ini bau masakan kesukaan Iqbaal ya bu,”Gumam Iqbaal yang menuju
ke tempat makan.
“Iya
dong ibu masakin makanan kesukaan kamu nih, yuk kita sarapan pagi,”Ajak Ibu
yang lalu beranjak mengambilkan makanan untuk Iqbaal.
Suasanapun
menjadi hening ketika aku asyik menikmati makan pagiku dengan sesuap sendok
secepat langkahku. Ibu yang sedang makan sambil memandangiku dengan tatapan
tajam matanya yang membuatku berhenti makan sejenak tertatap olehnya. Aku
tersenyum kepadanya… Dia begitu cantik pagi ini. Semangatnya tak pernah luntur
untukku. Aku sangat bahagia punya dia. Taka da yang bisa ku lakukan untuk
membuatnya bahagia saat ini hanyalah kekecewaan untuknya.
“Bu…
Maafin Iqbaal ya…,”Ucapku sambil merasa bersalah atas kejadian tadi malam.
“Maaf
untuk apa sayang,”
“Maaf
untuk segala-galanya Iqbaal udah beberapa kali ini membuat Ibu kecewa,”Ucap
Iqbaal sambil tertunduk.
Ibupun
berdiri dari tempat duduk makannya dan segera mendekatiku.
“Sayang
ibu gak papa kok, Iqbaal adalah kebanggaan Ibu, jadi jangan buat Ibu sedih ya,
Iqbaal harus tetap tersenyum, kalau Iqbaal sedih Ibu juga sedih,”Kata Ibu
sambil mendekapku dari belakang.
Aku
tersenyum mendengarnya, dia tak pernah lelah sedikitpun. Memberikanku berjuta
semangat dan berjuta motivasi untukku.
“Bu..
Iqbaal mau berangkat ke kampus dulu ya bu,”Ucap Iqbaal tak lupa untuk mencium
tangan Ibunya.
“Jangan
pulang malam-malam ya Baal,”Kata Ibu kepada Iqbaal.
Kini
Iqbaal hatinya merasa tenang, tiada lagi hal yang membuatnya berpikir karena
setiap dirinya pernah berbuat salah kepada seorang wanita sesekali itu adalah
Ibunya dia merasa dirinya tak berarti lagi di dunia ini.
Tak
lama kemudian Ibunya yang masih terus menghubunginya dan terus menelponnya di
sela kesibukan Iqbaal saat ini, dengan hal yang tak penting baginya. Karena
amarah luar yang membuatnya tak tahan dengan kondisinya yang sangat lelah dan
kesal. Sampai suatu saat Iqbaal tak
sengaja membentak hatinya dengan perkataanku yang tak kusadari.
“Ting…Tung…Ting…Tung…,”
“Hallo,”Ucap
Iqbaal yang mengangkat telpon hpnya.
“Iqbaal
kamu lagi apa nak? Sudahh makan apa belum? Ibu tadi masak buat kamu nak, Oiya
Ibu tadi habis download aplikasi kamera model anak muda sekarang nak yang lagi
gaul, bagus banget tau, kapan yuk kita foto bareng,”Kata Ibu yang tak hentinya
menghubungi Iqbaal.
“Ibu, stop! Stop
menghubungi Iqbaal untuk hal yang gak penting. Iqbaal capek tau gak, dan ibu
tau Iqbaal itu lagi sibuk, sekarang Iqbaal lagi ada diskusi kalau Ibu
menghubungi Iqbaal ada waktunya dan di rumah nanti kan bisa,”Bentakku kepada
Ibu yang tak sengaja keluar dari amarahku.
“Iqbaal telpon dari
siapa itu? Kamu tau kan kita lagi rapat? Dan peraturannya tau kan?”Kata Dosenku
yang menegurku.
“Hm… iya pak maaf
sebentar ini ada telpon dari Ibu saya,”Jawabku yang sedikit meminggirkan hpku.
“Nak kamu lagi sibuk
ya? Maafin ibu ya? Kamu di marahin sama Dosen ya? Yaudah kamu lanjutkan
saja,”Jawab Ibu yang lalu menutup ponsel hpnya.
“Tuddd… Tudd… Tudd…,”
Sejak perkataanku itu,
ponsel milikku tak lagi berdering. Sepi, ponselku seperti piano yang merindukan
sang melodi.
Iqbaal menuju
perpustakaan dan hari ini waktunya untuk mencari buku tugas kuliahnya. Sudah 3
jam Iqbaal membaca seluruh buku yang ada di perpustakaan. Dia mulai mengechek
ponsel hpnya tak ada kabar yang selalu menggangguku.
“Ting… Tung… Ting…
Tung…,” Tiba-tiba ponsel hpku yang tergeletak di lantai sambil ku pandangi
kabar darinya pun berdering. Aku tau ini pasti Ibu. Ku angkat telpon dari Ibu
dengan penuh gembira.
“Hallo, Ibu.. Lagi apa
bu? Sudah makan apa belum, Iqbaal kangen bu..,”Kata Iqbaal.
“Hallo Baal ini gue
Rizky, lo dimana? Jadi ke rumah gue
enggak? Ini barang lo jadi di ambil enggak?”Tanya Rizky yang ku kira itu
adalah Ibuku.
“Oh… Rizky iya bentar
lagi gue kerumah lo kok, tungguin gue ya,”Jawab Iqbaal yang lalu menutup ponsel
hpnya.
Satu hari ku lewati,
dua, tiga, bahkan seminggu ibu benar-benar tidak menggangguku lagi. Rasa rindu
akan perhatian dari Ibu pun datang, aku mulai mengecek ponselku. “it’s true the
chat from my mom?” aku mulai membuka isi pesan tersebut, ada sebuah video
pendek yang sangat membuatku terharu.
“Iqbaal.. Iqbaal jangan
capek ya nak sama ibu. Iqbaal tau gak? Ibu Cuma mau ngasih tau kalo Ibu ngerti
cara download video, cara save gambar, cara mengedit foto untuk dimasukan ke
Instagram. Followers Ibu sekarang sudah 200k hehe kalah sama Instagram kamu.
Iqbaal, sebenernya Ibu bukannya ingin ganggu kamu. Tapi Ibu pengen punya waktu
aja sama kamu. Soalnya kamu sibuk banget sih sekarang, pulangnya malem terus.
Iqbaal ibu minta Iqbaal jangan marah ya sama Ibu. Ibu kangen banget punya waktu
sama Iqbaal” Sejak saat itu aku sadar kegunaan smartphone sangat berguna untuk
kedekatanku dengan ibuku. Dengan waktuku yang sangat padat. Aku bisa videocall
dikampus saat jam istirahat. Aku bisa melihat kegiatan Ibu dirumah dan diluar
rumah, Jadi… kapan kamu luangkan waktu untuk Ibumu hanya sekedar mengobrol?
“Aku akan segera pulang
bu, aku juga kangen sama Ibu,”Lirihku, Air mataku tak tahan lagi aku menangis
dalam diamku, dan benar-benar ku rasakan indahnya bila di perhatikan dengan
tidak ada kabar sama sekali darinya. Aku segera bergegas untuk pulang ke rumah,
dan tak lupa untukku membelikan sebuah martabak kesukaan Ibu yang telah lama di
inginkannya tapi tak kunjung ku belikan.
Diperjalanan aku merasa
gelisa, aku ingin sekali memeluknya, ingin sekali segera bertemu dengannya,
menatapnya, menatap senyumnya dan tatapan tajam matanya kepadaku. Rasa ini
semakin menghantuiku.. Entah apa yang akan terjadi nanti. Seolah aku takut
kehilangannya. Ada apa ini? Ada apa denganku?
“TINNN…,”Tiba-tiba
mobil yang ku kendarai mengerem mendadak akibat hamper ku menabrak seorang
nenek tua yang sedang menyabrang di jalanan. Segeraku menolongnya dan keluar
dari mobil.
“Nek.. Nenek tidak
apa-apa kan? Maafin Iqbaal nek, Iqbaal gak sengaja,”Ucap Iqbaal yang lalu
membantu sang nenek menyabrang menuju tempat tujuan.
“Terima kasih cu..,
kamu terlihat gelisa cu…, lebih baik kamu segera pulang cu..., nenek permisi
dulu cu…,”Nenek itu tau apa yang sedang ku rasakan saat ini. Seolah-olah dia
memberiku suatu petunjuk aka nada hal yang terjadi padaku. Tapi apa? Pikiranku
terus terbanyang oleh wanita itu. Wanita yang selalu menyayangiku. Dia tidak
menelponku lagi.
Saat tiba di rumah…
Rumah ini terasa sepi, sunyi dan tak ada penghuninya, lampu pun redup. Tak
biasa aku melihat rumah ini tampak sepi, sunyi dan lampunya pun juga redup.
Biasanya aku mendengar suara lagu-lagu Ibu dari ponsel hpnya dengan suara
merdunya itu. Aku segera masuk kedalam, ku nyalakan semua lampu dan ku cari-cari
Ibu di sekeliling rumah.
“Ibu… Ibu… Iqbaal
pulang nih, Iqbaal gak jadi pulang malam, dan Iqbaal mau meluangkan waktu
berdua untuk Ibu, ini Iqbaal bawain martabak kesukaan Ibu.., Ibu dimana?”Teriak
Iqbaal yang mengelilingi ruang tamu, dan dapur. Tapi Ibu tidak ada? Kemana Ibu?
Mungkin di kamar.
“Ibu……..,”Teriakku
histeri dan berlonjak untuk menghampiri Ibu yang tergeletak di lantai.
“Ibu… ibu bangun ini
Iqbaal pulang, Iqbaal janji gak bakalan pulang malam lagi bu, Iqbaal bawain
martabak untuk Ibu, Bu bangun jangan tinggalin Iqbaalll….,”Kataku histeri
melihat Ibu yang tak lagi sadarkan diri dan tergeletak di lantai. Disitu aku
menemukan ada obat-obatan yang sama sekali ku tak ketahui.
“Obat apa ini? Ibu
sakit? Sakit apa? Kok Iqbaal tidak tau? Aku harus membawa Ibu ke rumah sakit..
iya harus secepatnya,”Iqbaal yang tak menghiraukan sekelilingnya dan bergegas
menuju ke mobil untuk membawa Ibu ke rumah sakit. Saat tiba di rumah sakit
Iqbaal menggendong Ibu dan di teriaknya Suster perawat di rumah sakit.
“Suster… Sus, tolong
bantu saya Ibu saya sakit,”Teriak Iqbaal yang membutuhkan pertolongan suster
dan segera suster membawanya ke ruang IGD untuk melakukan perawatan medis
dengan dokter.
Iqbaal pun sedih dan
menangis dalam dirinya dia sangat menyesal. Tiada lagi di dunia ini yang dia
miliki. Wanita itu adalah orang special di dalam hidupnya. Dia tak pernah lelah
memberi sepucuk perhatiannya kepadaku. Jika dia tiada, siapa yang menyayangiku
dengan tulus dan penuh sabar?? Tidak semua itu tidak akan terjadi!
Iqbaal teringat sesuatu
dia tadi menemukan sepucuk surat di genggaman tangan Ibu dan hpnya yang di bawa
oleh Iqbaal. Segera untuk mengambilnya dari sakunya sepucuk surat itu
bertuliskan..
Dear Iqbaal Anakku
Sayang,
Maafin Ibu nak jika Ibu pernah membuat Iqbaal kesal. Ibu
hanya ingin waktu bersama Iqbaal. Ibu kangen sama Iqbaal. Satu hal yang ingin
Ibu katakana kepada Iqbaal. Mungkin hidup Ibu sudah tak lama lagi.. Ibu
mengidam penyakit kangker. Ibu minta maaf telah menyembunyikan semua ini kepada
kamu. Karena Ibu gak mau akan mengganggu kuliah dan karier kamu yang sedang
melunjak saat ini. Ibu hanya ingin Iqbaal tersenyum dan bahagia. Melihat anak
kebanggaan Ibu sukses. Sudah itu saja yang bisa Ibu katakana kepadamu nak…
Selamat Tinggal Iqbaal! Jaga diri kamu baik-baik ya nak. Jangan lupa makan!
Oiya satu hal lagi lihat di ponsel hp ibu ada video kenang-kenangan kita dulu.
Tadi ibu mengeditnya menjadi sebuah video yang indah. Semoga kamu suka ya nak J
Salam
Ibu Tercinta
“Ibuuu….,”Aku
menangis histeri. Air mata yang terjatuh di pipiku membasahi seluruh tubuhku.
***
“Iqbaal…
Iqbaal… ada apa nak? Bangun nak ini sudah pagi, kamu gak kuliah kah?”Suara
kecil dan lembut itu masih ku dengar dan aku sangat mengenalinya. Dia wanita
yang menyayangiku. Dia Ibuku.
“Ibu…,”Aku
yang terlonjak memeluk Ibu ketika ku buka mata perlahan-lahan ini melihat ibu
yang berada di depanku.
“Ibu
tidak apa-apa kan? Ibu sakit kangker ya? Ayo kita kedokter bu,”Ucapku segera
mengajak Ibu untuk pergi ke dokter.
“Nak
sadar nak… Ibu gak papa, Ibu gak sakit kangker, kamu ngigo ya?”Tanya Ibu heran.
“Astagfirrullahaladzim…
ternyata ini cuma mimpi, Iqbaal benar-benar gak ingat dengan apa yang semalam
terjadi,”Ucap Iqbaal.
“Apa
yang terjadi padamu nak? Semalam kamu pulang jam 8 lebih sore dari biasanya dan
kamu membawakan ibu martabak, tetapi kamu langsung menuju kekamar karena
terlihat kecapean ibu menyelimutimu yang telah tidur, dan ibu senang sekali
sama martabaknya,”Kata Ibu bahagia dan tersenyum kepada Iqbaal.
“Semalam
aku mimpi Ibu meninggalkan Iqbaal, kalau Ibu sakit kangker dan ibu tiba-tiba
tak sadarkan diri di kamar, Iqbaal sedih, gak ada lagi wanita seperti Ibu yang
menyayangiku dan merhatikanku, Maafin Iqbaal bu, dan Ibu kangen Ibu,”Ucap
Iqbaal yang lalu memeluk erat Ibunya.
“Iqbaal..
ibu gak akan pergi, Ibu gak akan ninggalin kamu sendirian, Ibu sayang sama
Iqbaal,”Jawab Ibu yang juga memelukku dengan erat dan penuh kasih sayang.
“Yaudah
bu.. Iqbaal hari ini Free tidak ada jadwal lain dan hari ini Iqbaal mau
jalan-jalan sama Ibu, Iqbaal mau berdua sama Ibu,”Kata Iqbaal sambil tersenyum
kepada Ibunya.
“Sungguh?
Yaudah ayo kita siap-siap!”Jawab Ibu bahagia.
Waktu? Terkadang ini sulit untuk seorang anak yang
mempunyai banyak kesibukan dan membagi sedikit waktunya untuk ibunya. Jangan
sia-siakan waktu jika belum terlambat! Karna suatu hari kamu akan menyesal jika
tak bersamanya lagi! Bermain dengan waktu yang sulit di tebak itu bisa
menghancurkanmu jika tak pandai-pandai memanfaatkannya J
Kapan lagi kamu bisa meluangkan waktumu untuk
seorang Ibu? Ayah? Keluarga? Sahabat? Teman? Dan tak hanya pacar loh? Hehehe.
-THE
END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar