Kamis, 12 Mei 2016

Kumpulan Cerpen


‘Adakah Waktu Untuk Ibu ?’
Elfira Agustin
            ‘Ketika waktu memisahkan kita, jarak dekat ku inginkan bersamamu. Walau kau tak menginginkan waktuku bersamamu, karena kesibukanmu yang tak terhitung. Ketika aku mencari perhatianku kepadamu, kau tak menginginkan rasa itu lagi. Aku menyadari kesibukanmu, tapi hendaklah kau mengingatku sejenak untuk meluangkan sedikit waktumu untukku.’ Rasa rindu seorang Ibu kepada anaknya untuk sedikit meluangkan waktunya bersamanya.
            Alkisah seorang mahasiswa perguruan tinggi di Surabaya, dia bernama Iqbaal berusia 19 tahun yang mempunyai segudang kesibukan. Di akhir kariernya yang sedang meledak, dan banyaknya kegiatan yang di ikutinya, membuat dirinya tak bisa meluangkan sedikit waktunya dirumah. Iqbaal tinggal bersama Ibunya. Ayahnya yang telah meninggal sejak masa kecilnya dan ibunya yang menafkahinya hingga Iqbaal kuliah. Namun karena kepandaihannya dia mendapat beasiswa untuk kuliah gratis semester pertama. Dia adalah anak satu-satunya kebanggaan Ibunya. Tak mempunyai keluarga lain atau saudara karena ibu sudah terbiasa hidup mandiri menafkahiku. Saudara? Sudah bertahun-tahun ini aku dan Ibu tak pernah melihat saudara ibu atau pun saudara dari ayah. Hidup kita yang sederhana di pandang lain olehnya. Sejak kakek dan nenek meninggal semua keluarga besar bubar! Tidak ada yang namanya saudara dalam hidupku! Yang ku kenal hanyalah teman baik di kampusku. Tetapi aku lebih asyik hidup sendiri di kediamanku bersama ibu.
            Ketika itu Iqbaal yang sedang asyik menikmati hari liburnya di rumah. Menonton tv sambil memainkan gadgetnya. Channel tv Tom and Jerry film kesukaannya.
            “Iqbaal lihat deh hp ibu,” Ucap ibu yang menghampiriku duduk di sampingku.
            “Sama enggak sama hpnya Iqbaal?”Jawab Iqbaal sambil melirik kearah Ibu.
            “Iya dong, ibukan beli baru,”Kata ibu sambil tersenyum melihat hp barunya.
            “Hmm… tapi Baal ibu bingung nih, cara nyalainnya gimana?”Gumam ibu sambil melihat dan membolak-balik hpnya.
            “Lihat di sini ada tombol samping sebelah kanan trus pencet dulu, dan kalau buka kunci di tombol ini juga,”Kata Iqbaal sambil menunjukkan tombol hpnya.
            “Oh.. gitu! Gampang ya Baal ternyata,”Jawab Ibu sambil tersenyum.
            Suatu hari kehidupan Iqbaal berubah, ponsel miliknya tak hentinya berdering, semua itu bermula sejak satu minggu yang lalu. Sejak Ibunya mempunyai smartphone baru, awalnya Iqbaal hanya ingin supaya ia mudah menghubungi Ibunya. Namun, setelah berjalannya waktu Ibu semakin menyebalkan. Tak jarang Ibu menelfon untuk hal-hal yang tidak penting dan selalu menggangguku saat aku dirumah dengan bertanya bagaimana cara menyimpan video masak dari internetlah, cara mengedit gambar yang ia fotolah, bahkan hanya untuk mengganti wallpaper smartphonenya saja ia bertanya kepadaku.
            “Baal ini ada yang harus kamu data ya, segera di data si bos minta datanya secepatnya,”Ucap salah satu teman rekan kerjaku.
            “Okee,”Jawabku yang mulai mendata semua barang-barang yang baru datang.
            Tiba-tiba hp ponselku berdering…
            “Ting… Tung… Ting… Tung…,”
            “Ibu..,”Lirihku yang lalu mengangkat telpon dari Ibu.
            “Hallo iya bu ada apa?”Tanyaku ketika mengangkat telpon dari Ibu sambil menulis datanya.
            “Iqbaal ibu kangen nih, kamu masih lama ya pulangnya? Kamu sedang apa baal? Sudah makan apa belum baal?”Tanya Ibu.
            “Iqbaal lagi sibuk buk, iqbaal masih kerja, tadi sudah makan kok,”Jawab Iqbaal.
            “Ohh… yaudah deh baal nanti Ibu mau titip martabak di tempat biasa ya kalau kamu sudah pulang, jangan lupa beliin ya baal,”Kata Ibu.
            “Iya bu, iqbaal mau kerja dulu ya bu,”Jawabku yang lalu ku tutup ponsel hpku.
            “Tid.. Tiid… Tidd…,”
            “Iqbaal.. Ibu kangen sama iqbaal, Ibu ingin kita bisa kumpul lagi kayak dulu,”Lirih Ibu yang sedang memandangi foto Iqbaal yang ada di gallery hpnya.
            Sore pun tiba... Hari mulai menjelang malam, sunset yang terlihat indah dengan semburat jingga yang mewarnai langit, seorang gadis yang terlihat cantik dan seorang photographer yang mempersiapkan posisinya untuk mulai memotret.
            “Ting… Tung… Ting… Tung…,” Tiba-tiba suara hpku berdering lagi. Mungkin ini dari Ibu, dan aku pun mulai mengangkatnya.
            “Hallo…?”Kataku.
            “Iqbaal belum pulang ya? Titipan Ibu jangan lupa ya, Oiya Baal tadi ibu masak dan Ibu lihat resep masakan di google tapi Ibu mau cari aplikasinya itu di mana ya Baal nanti tolong bantuin Ibu ya Baal buat download aplikasinya,”Kata Ibu yang tak hentinya bertanya kepadaku.
            “Iya… bu, Iqbaal masih motret jangan ganggu Iqbaal ya bu, bye,”Kataku tanpa basa-basi langsung ku tutup ponsel hpku.
            “Iqbaal ini sudah siap kok belum dipotret sih,”Ucap gadis yang sedang berpose dengan gayanya.
            “Iya bentar tadi Ibuku telpon,”Jawabku yang lalu segera memotret sunset dengan sang model cantik. Aku segera ambil angel yang bagus untuk ku dapatkan hasil foto yang keren.
***
            Jam telah menunjukan pukul 22.00 wib. Aku segera pulang ke rumah..
            “Tok.. Tok.. Tok..,” Aku mengetuk pintu rumah.
            “Iqbaal,”Ucap Ibu.
            Dengan raut wajah yang sangat lelah, membuatku ingin segera berbaring ke ranjang tidurku, mataku yang tak tahan lagi untuk melihatnya dan segeraku masuk untuk menuju kamar kecilku tanpaku menghiraukannya.
            “Baal martabak Ibu mana? Kamu kok gak bawa apa-apa? Kamu lupa beliin martabak untuk Ibu ya?”Ucap Ibu yang menagih martabak pesanannya kepadaku.
            “Hmm… Iqbaal lupa bu, tadi gak sempet beli, hari ini ada banyak yang harus di kerjakan lain kali ya bu,”Lirihku yang telah tertidur di kamar kecilku tanpaku lepaskan sepatu, tas yang ku lemparkan tanpa melihat arahnya, dan terdengar suara kecil dari tidurku yang telah berada di dunia mimpi.
            Lagi-lagi Iqbaal lupa tak membelikan pesanan Ibunya. Tak hanya sekali dua kali dan bahkan sudah berkali-kali Iqbaal selalu pulang larut malam, datang-datang pun langsung tertidur tanpa melepaskan semuanya. Makananpun yang telah Ibu persiapkan untuk makan malam bersamanya pun tak lagi ada Ibu tak nafsu untuk memakannya sendirian tanpa Iqbaal. Ibu segera pergi ke kamar Iqbaal untuk merapikan barang-barangnya yang berserakan di mana-mana, sepatunya yang di bantu oleh Ibunya untuk melepaskannya dan menyelimutinya dengan sebuah kain hanyat di tubuhnya.
            “Kasihan anakku… dia sangat kecapekan,”Lirih Ibu.
            Betapa besarya kasih sayang seorang Ibu dengan anaknya, perhatiannya yang tak kunjung lepas, walaupun permintaannya tak pernah terwujudkan. Hatinya begitu tulus, mencintainya dan menyayanginya. Tak lagi ada di dunia ini yang di milikinya selain anak semata wayangnya itu.
            Hari pun mulai secerah hati seorang Ibu yang tak kenal lelah menyayangiku.
“Selamat pagi Baal, anak Ibu yang ganteng sudah bangun,”Kata Ibu yang sedang mempersiapkan makanan Iqbaal.
            “Pagi.. Bu,”Jawabku sambil menebar senyuman kepada Ibu.
            “Hmm… roman-romannya ini bau masakan kesukaan Iqbaal ya bu,”Gumam Iqbaal yang menuju ke tempat makan.
            “Iya dong ibu masakin makanan kesukaan kamu nih, yuk kita sarapan pagi,”Ajak Ibu yang lalu beranjak mengambilkan makanan untuk Iqbaal.
            Suasanapun menjadi hening ketika aku asyik menikmati makan pagiku dengan sesuap sendok secepat langkahku. Ibu yang sedang makan sambil memandangiku dengan tatapan tajam matanya yang membuatku berhenti makan sejenak tertatap olehnya. Aku tersenyum kepadanya… Dia begitu cantik pagi ini. Semangatnya tak pernah luntur untukku. Aku sangat bahagia punya dia. Taka da yang bisa ku lakukan untuk membuatnya bahagia saat ini hanyalah kekecewaan untuknya.
            “Bu… Maafin Iqbaal ya…,”Ucapku sambil merasa bersalah atas kejadian tadi malam.
            “Maaf untuk apa sayang,”
            “Maaf untuk segala-galanya Iqbaal udah beberapa kali ini membuat Ibu kecewa,”Ucap Iqbaal sambil tertunduk.
            Ibupun berdiri dari tempat duduk makannya dan segera mendekatiku.
            “Sayang ibu gak papa kok, Iqbaal adalah kebanggaan Ibu, jadi jangan buat Ibu sedih ya, Iqbaal harus tetap tersenyum, kalau Iqbaal sedih Ibu juga sedih,”Kata Ibu sambil mendekapku dari belakang.
            Aku tersenyum mendengarnya, dia tak pernah lelah sedikitpun. Memberikanku berjuta semangat dan berjuta motivasi untukku.
            “Bu.. Iqbaal mau berangkat ke kampus dulu ya bu,”Ucap Iqbaal tak lupa untuk mencium tangan Ibunya.
            “Jangan pulang malam-malam ya Baal,”Kata Ibu kepada Iqbaal.
            Kini Iqbaal hatinya merasa tenang, tiada lagi hal yang membuatnya berpikir karena setiap dirinya pernah berbuat salah kepada seorang wanita sesekali itu adalah Ibunya dia merasa dirinya tak berarti lagi di dunia ini.
            Tak lama kemudian Ibunya yang masih terus menghubunginya dan terus menelponnya di sela kesibukan Iqbaal saat ini, dengan hal yang tak penting baginya. Karena amarah luar yang membuatnya tak tahan dengan kondisinya yang sangat lelah dan kesal. Sampai suatu saat     Iqbaal tak sengaja membentak hatinya dengan perkataanku yang tak kusadari.
            “Ting…Tung…Ting…Tung…,”
            “Hallo,”Ucap Iqbaal yang mengangkat telpon hpnya.
            “Iqbaal kamu lagi apa nak? Sudahh makan apa belum? Ibu tadi masak buat kamu nak, Oiya Ibu tadi habis download aplikasi kamera model anak muda sekarang nak yang lagi gaul, bagus banget tau, kapan yuk kita foto bareng,”Kata Ibu yang tak hentinya menghubungi Iqbaal.
“Ibu, stop! Stop menghubungi Iqbaal untuk hal yang gak penting. Iqbaal capek tau gak, dan ibu tau Iqbaal itu lagi sibuk, sekarang Iqbaal lagi ada diskusi kalau Ibu menghubungi Iqbaal ada waktunya dan di rumah nanti kan bisa,”Bentakku kepada Ibu yang tak sengaja keluar dari amarahku.
“Iqbaal telpon dari siapa itu? Kamu tau kan kita lagi rapat? Dan peraturannya tau kan?”Kata Dosenku yang menegurku.
“Hm… iya pak maaf sebentar ini ada telpon dari Ibu saya,”Jawabku yang sedikit meminggirkan hpku.
“Nak kamu lagi sibuk ya? Maafin ibu ya? Kamu di marahin sama Dosen ya? Yaudah kamu lanjutkan saja,”Jawab Ibu yang lalu menutup ponsel hpnya.
“Tuddd… Tudd… Tudd…,”
Sejak perkataanku itu, ponsel milikku tak lagi berdering. Sepi, ponselku seperti piano yang merindukan sang melodi.
Iqbaal menuju perpustakaan dan hari ini waktunya untuk mencari buku tugas kuliahnya. Sudah 3 jam Iqbaal membaca seluruh buku yang ada di perpustakaan. Dia mulai mengechek ponsel hpnya tak ada kabar yang selalu menggangguku.
“Ting… Tung… Ting… Tung…,” Tiba-tiba ponsel hpku yang tergeletak di lantai sambil ku pandangi kabar darinya pun berdering. Aku tau ini pasti Ibu. Ku angkat telpon dari Ibu dengan penuh gembira.
“Hallo, Ibu.. Lagi apa bu? Sudah makan apa belum, Iqbaal kangen bu..,”Kata Iqbaal.
“Hallo Baal ini gue Rizky, lo dimana? Jadi ke rumah gue  enggak? Ini barang lo jadi di ambil enggak?”Tanya Rizky yang ku kira itu adalah Ibuku.
“Oh… Rizky iya bentar lagi gue kerumah lo kok, tungguin gue ya,”Jawab Iqbaal yang lalu menutup ponsel hpnya.
Satu hari ku lewati, dua, tiga, bahkan seminggu ibu benar-benar tidak menggangguku lagi. Rasa rindu akan perhatian dari Ibu pun datang, aku mulai mengecek ponselku. “it’s true the chat from my mom?” aku mulai membuka isi pesan tersebut, ada sebuah video pendek yang sangat membuatku terharu.
“Iqbaal.. Iqbaal jangan capek ya nak sama ibu. Iqbaal tau gak? Ibu Cuma mau ngasih tau kalo Ibu ngerti cara download video, cara save gambar, cara mengedit foto untuk dimasukan ke Instagram. Followers Ibu sekarang sudah 200k hehe kalah sama Instagram kamu. Iqbaal, sebenernya Ibu bukannya ingin ganggu kamu. Tapi Ibu pengen punya waktu aja sama kamu. Soalnya kamu sibuk banget sih sekarang, pulangnya malem terus. Iqbaal ibu minta Iqbaal jangan marah ya sama Ibu. Ibu kangen banget punya waktu sama Iqbaal” Sejak saat itu aku sadar kegunaan smartphone sangat berguna untuk kedekatanku dengan ibuku. Dengan waktuku yang sangat padat. Aku bisa videocall dikampus saat jam istirahat. Aku bisa melihat kegiatan Ibu dirumah dan diluar rumah, Jadi… kapan kamu luangkan waktu untuk Ibumu hanya sekedar mengobrol?
“Aku akan segera pulang bu, aku juga kangen sama Ibu,”Lirihku, Air mataku tak tahan lagi aku menangis dalam diamku, dan benar-benar ku rasakan indahnya bila di perhatikan dengan tidak ada kabar sama sekali darinya. Aku segera bergegas untuk pulang ke rumah, dan tak lupa untukku membelikan sebuah martabak kesukaan Ibu yang telah lama di inginkannya tapi tak kunjung ku belikan.
Diperjalanan aku merasa gelisa, aku ingin sekali memeluknya, ingin sekali segera bertemu dengannya, menatapnya, menatap senyumnya dan tatapan tajam matanya kepadaku. Rasa ini semakin menghantuiku.. Entah apa yang akan terjadi nanti. Seolah aku takut kehilangannya. Ada apa ini? Ada apa denganku?
“TINNN…,”Tiba-tiba mobil yang ku kendarai mengerem mendadak akibat hamper ku menabrak seorang nenek tua yang sedang menyabrang di jalanan. Segeraku menolongnya dan keluar dari mobil.
“Nek.. Nenek tidak apa-apa kan? Maafin Iqbaal nek, Iqbaal gak sengaja,”Ucap Iqbaal yang lalu membantu sang nenek menyabrang menuju tempat tujuan.
“Terima kasih cu.., kamu terlihat gelisa cu…, lebih baik kamu segera pulang cu..., nenek permisi dulu cu…,”Nenek itu tau apa yang sedang ku rasakan saat ini. Seolah-olah dia memberiku suatu petunjuk aka nada hal yang terjadi padaku. Tapi apa? Pikiranku terus terbanyang oleh wanita itu. Wanita yang selalu menyayangiku. Dia tidak menelponku lagi.
Saat tiba di rumah… Rumah ini terasa sepi, sunyi dan tak ada penghuninya, lampu pun redup. Tak biasa aku melihat rumah ini tampak sepi, sunyi dan lampunya pun juga redup. Biasanya aku mendengar suara lagu-lagu Ibu dari ponsel hpnya dengan suara merdunya itu. Aku segera masuk kedalam, ku nyalakan semua lampu dan ku cari-cari Ibu di sekeliling rumah.
“Ibu… Ibu… Iqbaal pulang nih, Iqbaal gak jadi pulang malam, dan Iqbaal mau meluangkan waktu berdua untuk Ibu, ini Iqbaal bawain martabak kesukaan Ibu.., Ibu dimana?”Teriak Iqbaal yang mengelilingi ruang tamu, dan dapur. Tapi Ibu tidak ada? Kemana Ibu? Mungkin di kamar.
“Ibu……..,”Teriakku histeri dan berlonjak untuk menghampiri Ibu yang tergeletak di lantai.
“Ibu… ibu bangun ini Iqbaal pulang, Iqbaal janji gak bakalan pulang malam lagi bu, Iqbaal bawain martabak untuk Ibu, Bu bangun jangan tinggalin Iqbaalll….,”Kataku histeri melihat Ibu yang tak lagi sadarkan diri dan tergeletak di lantai. Disitu aku menemukan ada obat-obatan yang sama sekali ku tak ketahui.
“Obat apa ini? Ibu sakit? Sakit apa? Kok Iqbaal tidak tau? Aku harus membawa Ibu ke rumah sakit.. iya harus secepatnya,”Iqbaal yang tak menghiraukan sekelilingnya dan bergegas menuju ke mobil untuk membawa Ibu ke rumah sakit. Saat tiba di rumah sakit Iqbaal menggendong Ibu dan di teriaknya Suster perawat di rumah sakit.
“Suster… Sus, tolong bantu saya Ibu saya sakit,”Teriak Iqbaal yang membutuhkan pertolongan suster dan segera suster membawanya ke ruang IGD untuk melakukan perawatan medis dengan dokter.
Iqbaal pun sedih dan menangis dalam dirinya dia sangat menyesal. Tiada lagi di dunia ini yang dia miliki. Wanita itu adalah orang special di dalam hidupnya. Dia tak pernah lelah memberi sepucuk perhatiannya kepadaku. Jika dia tiada, siapa yang menyayangiku dengan tulus dan penuh sabar?? Tidak semua itu tidak akan terjadi!
Iqbaal teringat sesuatu dia tadi menemukan sepucuk surat di genggaman tangan Ibu dan hpnya yang di bawa oleh Iqbaal. Segera untuk mengambilnya dari sakunya sepucuk surat itu bertuliskan..
Dear Iqbaal Anakku Sayang,
            Maafin Ibu nak jika Ibu pernah membuat Iqbaal kesal. Ibu hanya ingin waktu bersama Iqbaal. Ibu kangen sama Iqbaal. Satu hal yang ingin Ibu katakana kepada Iqbaal. Mungkin hidup Ibu sudah tak lama lagi.. Ibu mengidam penyakit kangker. Ibu minta maaf telah menyembunyikan semua ini kepada kamu. Karena Ibu gak mau akan mengganggu kuliah dan karier kamu yang sedang melunjak saat ini. Ibu hanya ingin Iqbaal tersenyum dan bahagia. Melihat anak kebanggaan Ibu sukses. Sudah itu saja yang bisa Ibu katakana kepadamu nak… Selamat Tinggal Iqbaal! Jaga diri kamu baik-baik ya nak. Jangan lupa makan! Oiya satu hal lagi lihat di ponsel hp ibu ada video kenang-kenangan kita dulu. Tadi ibu mengeditnya menjadi sebuah video yang indah. Semoga kamu suka ya nak J
Salam Ibu Tercinta
“Ibuuu….,”Aku menangis histeri. Air mata yang terjatuh di pipiku membasahi seluruh tubuhku.
***
“Iqbaal… Iqbaal… ada apa nak? Bangun nak ini sudah pagi, kamu gak kuliah kah?”Suara kecil dan lembut itu masih ku dengar dan aku sangat mengenalinya. Dia wanita yang menyayangiku. Dia Ibuku.
“Ibu…,”Aku yang terlonjak memeluk Ibu ketika ku buka mata perlahan-lahan ini melihat ibu yang berada di depanku.
“Ibu tidak apa-apa kan? Ibu sakit kangker ya? Ayo kita kedokter bu,”Ucapku segera mengajak Ibu untuk pergi ke dokter.
“Nak sadar nak… Ibu gak papa, Ibu gak sakit kangker, kamu ngigo ya?”Tanya Ibu heran.
“Astagfirrullahaladzim… ternyata ini cuma mimpi, Iqbaal benar-benar gak ingat dengan apa yang semalam terjadi,”Ucap Iqbaal.
“Apa yang terjadi padamu nak? Semalam kamu pulang jam 8 lebih sore dari biasanya dan kamu membawakan ibu martabak, tetapi kamu langsung menuju kekamar karena terlihat kecapean ibu menyelimutimu yang telah tidur, dan ibu senang sekali sama martabaknya,”Kata Ibu bahagia dan tersenyum kepada Iqbaal.
“Semalam aku mimpi Ibu meninggalkan Iqbaal, kalau Ibu sakit kangker dan ibu tiba-tiba tak sadarkan diri di kamar, Iqbaal sedih, gak ada lagi wanita seperti Ibu yang menyayangiku dan merhatikanku, Maafin Iqbaal bu, dan Ibu kangen Ibu,”Ucap Iqbaal yang lalu memeluk erat Ibunya.
“Iqbaal.. ibu gak akan pergi, Ibu gak akan ninggalin kamu sendirian, Ibu sayang sama Iqbaal,”Jawab Ibu yang juga memelukku dengan erat dan penuh kasih sayang.
“Yaudah bu.. Iqbaal hari ini Free tidak ada jadwal lain dan hari ini Iqbaal mau jalan-jalan sama Ibu, Iqbaal mau berdua sama Ibu,”Kata Iqbaal sambil tersenyum kepada Ibunya.
“Sungguh? Yaudah ayo kita siap-siap!”Jawab Ibu bahagia.
Waktu? Terkadang ini sulit untuk seorang anak yang mempunyai banyak kesibukan dan membagi sedikit waktunya untuk ibunya. Jangan sia-siakan waktu jika belum terlambat! Karna suatu hari kamu akan menyesal jika tak bersamanya lagi! Bermain dengan waktu yang sulit di tebak itu bisa menghancurkanmu jika tak pandai-pandai memanfaatkannya J
Kapan lagi kamu bisa meluangkan waktumu untuk seorang Ibu? Ayah? Keluarga? Sahabat? Teman? Dan tak hanya pacar loh? Hehehe.
-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar